Site icon Riau Pos

Jangan Anggap Remeh Validitas Data untuk Melamar Kerja

Ilustrasi: Pencari kerja. Job seeker harus memerhatikan soal validitas data (GLASSDOOR)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Bagi para job seeker atau pencari kerja, mendapat panggilan interview adalah hal yang sangat ditunggu. Usai lulus sekolah atau perguruan tinggi, mendapat pekerjaan sesuai kemauan dan keahlian tentu menyenangkan.

Namun, bagaimana bila sudah melamar di banyak perusahaan, tak kunjung mendapat panggilan kerja? Apakah mendapatkan pekerjaan sedemikian sulit? Bisa juga karena hal itu ada yang salah dari format lamaran.

Soal mencari kerja, seperti disampaikan Customer Care Manager JobStreet, Riza Herlambang, selain CV yang menarik, keahlian bidang dan profil, ada dua hal penting yang mesti diperhatikan. Pertama adalah senantiasa berevolusi, dan yang kedua, ini paling penting adalah memastikan validitas data.

Untuk validitas data, Riza menyebut hal itu kerap dianggap remeh dan disepelekan oleh para job seeker.

"Simple problem but big things. Validitas data membuat Anda seolah-olah sulit mendapatkan pekerjaan, padahal pekerjaan itu sudah di depan mata," ujarnya kepada JawaPos.com di Jakarta, kemarin malam.

Bukan tanpa alasan validitas data menjadi penting diperhatikan bagi para pencari kerja. Sebab data yang jelas dan lengkap memang menentukan lama tidaknya mendapatkan panggilan kerja.

"Profil sudah bagus, dari pemilik bisnis dan HRD mungkin sudah memandang Anda sebagai kandidat cemerlang, tapi ketika dihubungi malah tidak bisa, dan akhirnya jadi tidak dapat pekerjaan, padahal pekerjaan sudah di depan mata. Makanya pastikan lagi validitas data," imbuhnya.

Validitas data di sini adalah kejelasan data diri, nomor atau kontak yang dapat dihubungi sudah tepat atau belum, alamat emailnya salah atau tidak, dan beberapa hal terkait data lainnya. Selain data, senantiasa meng-upgrade profil juga mutlak diperlukan bagi para job seeker agar profilnya selalu yang terbaru.

Jika data sudah lengkap, profil sudah paling anyar, para pencari kerja juga diminta untuk terus berevolusi. Berevolusi di sini menurut Riza adalah tidak terpaku pada hal-hal yang konvensional seperti mencari kerja dengan mengandalkan email.

"Mungkin beberapa tahun sebelumnya, mencari kerja sangat mengandalkan email, tapi sekarang email jadi hal yang sangat biasa. Orang sekarang setiap hari membuka email. Mereka harus mencari, apa yang lebih efektif, misalnya menggunakan platform pencari kerja," lanjutnya.

Selain juga menggunakan platform kolaborasi pencarian kerja, berevolusi di sini artinya Anda harus senantiasa mengimprovisasi skill atau kemampuan.

"Yang namanya berevolusi, tidak hanya bisa berevolusi saat ini, tapi juga harus bisa menebak dan mempersiapkan diri tentang apa yang akan terjadi ke depannya. Persiapkan diri, improve skill," tegasnya.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

Exit mobile version