Site icon Riau Pos

Vaksinasi Dosis Pertama Capai 85,26 Persen

vaksinasi-dosis-pertama-capai-85-26-persen

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Kesehatan mengumumkan cakupan vaksinasi Covid-19 satu dan dua sudah 300.239.385 dosis. Targetnya 416,4 juta suntikan untuk dua kali vaksinasi.

Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan pada 18 Januari, suntikan dosis pertama telah mencapai 177,577,002  dosis. Ini merupakan 85,26 persen dari seluruh cakupan. Sementara dosis kedua 120,985,959 suntikan atau sekitar 58,09 persen dan dosis ketiga 1,676,424 suntikan atau baru 0,80 persen.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan terkait Covid-19 Siti Nadia Tarmizi kemarin menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri dalam melaksanakan vaksinasi bagi 208,2 juta penduduk. Ada banyak pihak yang ikut membantu pemerintah menyukseskan program ini. Di antaranya TNI, Polri, pemerintah daerah, hingga organisasi keagamaan.  "Kami harapkan kolaborasi ini bisa terus berlanjut dan meningkat, agar pandemi segera berakhir," katanya.

Nadia mengingatkan bahwa situasi pandemi dihadapkan pada kondisi yang terus berubah. Misalnya dengan adanya varian omicron seperti sekarang yang menyebabkan beberapa negara melaporkan kenaikan kasus.

Di level nasional, diperkirakan puncak kenaikan kasus terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret. Nadia menyatakan bahwa pemerintah telah berupaya mengendalikan puncak omicron. Salah satunya dengan dikeluarkan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor: HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (booster), yang ditujukkan bagi Dinkes Provinsi dan Kabupaten/Kota. "Kendati vaksinasi booster telah bergulir sejak 12 Januari lalu, vaksinasi primer tetap berlangsung seperti biasanya," ungkapnya.

Terkait dengan ketersediaan stok vaksin nasional, Nadia memastikan jumlahnya mencukupi. Juru Bicara Pemerintah terkait Covid-19. Reisa Broto Asmoro menyatakan berdasarkan hasil studi, terjadi penurunan antibodi enam bulan setelah dosis primer atau lengkap. "Sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster," ucap Reisa.

Hal tersebut juga didukung oleh hasil kajian dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) melalui surat nomor ITAGI/SR/2/2022 mengenai kajian vaksin Covid-19 dosis lanjutan.

Pemerintah juga terus berupaya untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus corona varian Omicron melalui beberapa penyesuaian kebijakan, salah satunya adalah penyesuaian kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia.

Reisa menjelaskan bahwa secara garis besar pemerintah mempertahankan metode PPKM Natal dan Tahun Baru (Nataru). Penyesuaian hanya pada PPKM di Jawa-Bali di mana hanya masyarakat berstatus hijau di aplikasi PeduliLindungi atau yang sudah vaksin dosis lengkap dan sehat yang diperbolehkan masuk ke tempat publik.

Dia juga meminta agar masyarakat membantu pemerintah. Caranya disiplin menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi.  "Mari ketatkan lagi penggunaan masker terutama di ruang publik," kata Reisa.

Kemarin, Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19. Vaksin dalam tahap kedatangan ke-198 dan 199 ini merupakan donasi dari Pemerintah Belanda dan Jepang. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, vaksin yang tiba dalam tahap ke-198 berjumlah 228.800 dosis pada pukul 15:45 WIB yang merupakan dukungan pemerintah Belanda melalui COVAX. Dia menjelaskan, donasi ini merupakan pengiriman ke-10 dukungan vaksin dari Pemerintah Belanda.

Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan, pada tahap ke-199 vaksin yang tiba berjumlah 1.175.800 dosis. Dia menjelaskan, hibah vaksin dari Pemerintah Jepang ini merupakan bagian dari komitmen Jepang untuk memberikan 2,72 juta dosis vaksin tambahan bagi Indonesia. "Hal ini membuktikan eratnya hubungan kedua negara," katanya.

Usman menambahkan, Indonesia sebagai tuan rumah G20 pada tahun 2022 ini, menyatakan akan mengejar target setidaknya 70 persen penduduknya telah divaksinasi. Untuk itu, ketersediaan vaksin sangatlah penting. Terlebih saat ini, keperluan vaksin juga bertambah seiring pemberian vaksin booster.(lyn/jpg)

Exit mobile version