Site icon Riau Pos

Pesan Demonstran di Peringatan Hari Puspa dan Satwa

Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau (Unri) berkumpul di depan tugu perjuangan jalan Diponegoro. Mereka melakukan aksi teatrikal sempena Hari Puspa dan Satwa, Selasa (5/11/2019). (MHD AKHWAN/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau (Unri) berkumpul di depan tugu perjuangan jalan Diponegoro. Mereka melakukan aksi teatrikal sempena hari Puspa dan Satwa. Meminta pemerintah peduli dengan kondisi hutan dan satwa yang dilindungi.

Pantauan Riau Pos di lapangan, Selasa (5/11), demonstran membawa dua spanduk bertuliskan kampanye melindungi hutan di Indonesia, selain itu juga membawa topeng-topeng hewan yang dilindungi seperti burung Serindit, monyet, dan jenis hewan lainnya.

Bait perbait puisi dibacakan, menyampaikan kampanye agar semua pihak bersama melindungi hutan dan perusak hutan dan melindungi hewan-hewan yang dilindungi agar tidak punah.

Menteri Lingkungan Hidup BEM Unri Hafidzh Indrikh mengatakan, teatrikal yang digelar merupakan sempena hari Puspa dan Satwa. Dimana satwa di Riau saat ini sudah mulai mengkhawatirkan, karena banyak sudah terjadi perusakan hutan dan pembakaran hutan.

"Kenapa kami gelar teatrikal, karena kami ingin sampaikan kepada masyarakat luas bahwa saat ini kondisi hutan di Riau sudah mengkhawatirkan, banyak hutan kita digunduli, banyak hewan lindung kita sudah punah," kata Hafidzh.

Ia ingin menyampaikan kepada pemerintah melalui kampanyenya, agar peduli lagi terhadap hutan. Karena saat ini akibat perusakan hutan banyak satwa yang dilindungi sudah tidak ada tempat tinggal.

Ditambah lagi saat ini banyak pemburu satwa yang justru dilindungi. “Kami ingin diperketat izin-izin perusahan untuk merambah hutan, dan perketat perizinan orang yang masuk hutan," tegasnya.

Selain itu, Ia meminta kepada pihak berwenang agar bekerja maksimal dalam melindungi hutan dari kerusakan.

Pemerintah dalam pandangan mahasiswa atas kepedulian terhadap hutan sangat minim, dibuktikan masih banyak dijumpai orang yang merambah hutan dan penjualan gelap satwa-satwa yang dilindungi.

Sebut saja harimau, teringgiling, beruang dan satwa lainnya. “Kami harap UU tentang hutan dan perlindungan satwa yang dilindungi ini harus diperketat, jika tidak jangan harap anak cucu kita kedepan bisa melihat hutan lindung dan satwa yang dilindungi saat ini lagi," tegasnya.(*4)

 

Exit mobile version