Site icon Riau Pos

Macet Jalintim Berkurang, Roda 4 Masih Dilarang Melintas

Banjir terus surut di Jalan Lintas Timur KM 83 Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, Riau, akhir Januari 2024. (M AMIN AMRAN/RIAUPOS.CO)

PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) – Tinggi air yang menggenangi Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera di Km 83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan berkurang menjadi 50 sentimeter (cm), Rabu (7/2). Macet atau antrean panjang kendaraan pun mulai terurai.

Namun, kendaraan roda empat ke bawah masih dilarang melintasi jalan ini.

“Saat ini panjang antrean kendaraan hanya tinggal 2 kilometer hingga 3 kilometer saja dari sebelumnya mencapai 5 kilometer hingga 7 kilometer,” ujar Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK didampingi Kasat Lantas AKP Akira Ceria SIK MM kepada Riau Pos, Rabu (7/2).

‘’Meski demikian, kami masih melarang kendaraan roda 2 dan roda 4  untuk melintas di Jalintim Km 83 ini karena permukaan air masih tinggi. Sehingga masih disarankan melewati jalur alternatif Lintas Tengah Kabupaten Kuansing,’’ tambahnya.

Suwinto menambahkan, jalan yang banyak mengalami kerusakan dan berlubang juga menjadi faktor lain dilakukan pelarangan. Pasalnya, kendaraan rawan terperosok yang menyebabkan kendaraan menjadi mati mesin atau mogok dan perlu waktu untuk melakukan evakuasi.

“Untuk mengevakuasi mobil yang mogok atau rusak di jalur banjir, maka satu unit kendaraan berat jenis ekskavator dari Pemerintah Kabupaten Pelalawan masih tetap disiagakan di lokasi banjir hingga saat ini,” paparnya.

Mantan Komandan Batalyon (Danyon) C Pelopor Sat Brimob Polda Kaltim ini menambahkan, untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan, petugas gabungan yang berjaga di lokasi banjir masih menerapkan pola buka tutup. Hal ini dinilai cukup efektif untuk mengurai kemacetan, meski bergerak secara perlahan.

“Intinya, petugas gabungan akan tetap all out untuk melakukan pengaturan arus lalu lintas dilokasi banjir agar tidak terjadi stuck sehingga aktivitas moda transportasi tetap bergerak, sehingga aktivitas moda transportasi tetap bergerak,” tuturnya.

Jalur Lintas Timur Menuju Pekanbaru Sepi

Jika Jalintim Km 83 Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras ditemukan antrean panjang kendaraan bermotor dari Inhu menuju Pekanbaru, berbeda dengan jalintim dari arah Pekanbaru menuju Kabupaten Indragiri Inhu (Inhu) yang sepi aktivitas moda transportasi.

Para pengguna jalan dari Medan menuju Jakarta yang seharusnya melintasi Jalintim Pelalawan, saat ini telah banyak memilih melintasi Jalan Lintas Tengah via Kabupaten Kuansing. Pantauan Riau Pos, sangat minim ditemukan kendaraan dengan nomor polisi (nopol) di luar BM yang melintasi Jalintim dari Kecamatan Bandar Seikijang menuju Kecamatan Pangkalankerinci.

Meski ada beberapa, namun kendaraan tersebut berasal dari Kabupaten Pelalawan yang mengangkut muatan kayu, buah kelapa sawit, dan juga material bahan bangunan. “Ya, sejak permukaan air di Jalintim KM 83 tak kunjung mengalami penyurutan, volume aktivktas kendaraan bermotor dari Pekanbaru menuju Rengat sangat sepi,’’ terang Kapolsek Bandar Seikijang, AKP Mulian Doni.

‘’Paling yang melintas kendaraan pribadi warga yang berdomisili di Pangkalankerinci berplat BM atau truk pengangkut kayu dan juga buah kepala sawit,” tambahnya.

Sepinya moda transportasi yang melintasi Jalintim Bandar Seikijang, maka kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di wilayah hukum Polsek Bandar Seikijang menurun sangat drastis. “Biasanya sebelum banjir di Jalintim, bisa dibilang hampir setiap pekan ada saja kejadian laka lantas hingga merenggut korban jiwa. Namun alhamdulillah, sejak dua bulan terakhir bisa dikatakan tidak ada lagi kasus laka lantas,” tuturnya.

Sungai Kampar 3,85 Cm

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan, Zulfan menjelaskan, berdasarkan pnghitungan alat pengukur level debit permukaan air Sungai Kampar di jembatan penyeberangan ponton Kecamatan Langgam, banjir menurun 10 cm, Rabu (7/2). “Saat ini, debit air Sungai Kampar terpantau turun menjadi 3,85 meter dari sebelumnya setinggi 3,95 meter,” ujarnya.

Mantan Sekretaris Diskominfo Pelalawan menegaskan, penurunan tinggi permukaan air itu disebabkan adanya penutupan dua pintu air Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang Kabupaten Kampar setinggi 50 cm. Hal ini karena kondisi inflow PLTA sudah mulai normal dipengaruhi curah hujan yang menurun.

Ditambahkan Zulfan bahwa, meski tinggi genangan air kembali menurun, namun hingga saat ini Pemkab Pelalawan masih menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir sampai 8 Februari mendatang. Dan elama masa tanggap darurat ini, pemkab akan fokus pada penanganan dampak banjir. “Termasuk mendistribusikan bantuan sembako dan peralatan yang diperlukan oleh masyarakat,” sebutnya.

Mantan Sekretaris Dinas Perikanan Pelalawan ini pun berharap banjir yang melanda Negeri Amanah ini dapat segera surut total sehingga aktivitas warga dan moda transportasi dapat secepatnya berjalan dengan normal.(amn)

Exit mobile version