Site icon Riau Pos

Juventus vs AS Roma: Ajang Kembalikan Tradisi di Coppa Italia

juventus-vs-as-roma-ajang-kembalikan-tradisi-di-coppa-italia

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Maurizio Sarri bukan pelatih yang punya tradisi memenangi Coppa Italia. Mentok, Sarri hanya bisa membawa Napoli melangkah ke semifinal edisi 2016–2017. Namun, di Juventus dia dituntut mengembalikan tradisi kampiun Coppa Italia tersebut musim ini. Maklum, musim lalu streak empat kali memenangi Coppa Italia Juve terputus.

La Vecchia Signora, julukan Juve, terhenti di perempat final setelah dihabisi Atalanta 0-3. Nah, dini hari nanti WIB, Sarri akan mencoba peruntungannya ketika menjamu AS Roma di Allianz Stadium, Turin (siaran langsung TVRI Nasional/TVRI Sport HD/Usee Sports 2 pukul 02.45 WIB).

"Kali ini jangan hentikan kami," koar Mister 33, julukan Sarri, dilansir laman resmi klub kemarin WIB (21/1). Sarri bisa bergantung dengan performa sempurna anak asuhnya saat 2020 yang sama sekali belum tersentuh kekalahan. Begitu pula saat bermain di depan pendukungnya sendiri.

Juve baru kemasukan sekali dalam tiga kali bermain di kandang sendiri sejak 2020. Satu gol kemasukan itu terjadi saat melawan Parma akhir pekan lalu WIB (20/1). Handicap itu yang pernah dirasakan ll Lupi, julukan Roma, sejak 5 Oktober 2014. Francesco Totti dan Juan Iturbe jadi dua pemain Roma terakhir yang membobol gawang Juve di Turin.

Tentang Roma, Sarri mengklaim klub asuhan Paulo Fonseca tersebut tidak jauh berbeda dengan Parma. "Sama-sama klub yang bermain dengan fisik kuat. Bermain terbuka akan makin membahayakan kami," klaim allenatore yang belum mempersembahkan sebiji trofi pun kepada Juve dalam musim pertamanya ini.

Selain tradisi memenangi Coppa Italia, Sarri pun ingin mengembalikan tradisi Juve yang menyapu bersih gelar domestik dalam periode 2014 – 2018. Setidaknya, peluang scudetto tetap ada dalam bayangan pelatih Napoletano itu dengan posisi Juve yang masih aman jadi capolista Serie A sampai giornata 20.

Karena itu, seperti dilansir laman Tutto Juve, itu yang jadi alasan mengapa Sarri tak akan banyak mengubah starting eleven-nya. Termasuk tetap memainkan Cristiano Ronaldo yang bak jadi cheat baginya dalam memenangi laga-laga di 2020. CR7, inisial nama Ronaldo, juga sosok yang menjebol gawang Roma di Olimpico, 13 Januari lalu.

Setali tiga uang dengan Juve. Roma pun ingin mengembalikan tradisi selalu menang saat sebelum melakoni grande partita Derby della Capitale melawan Lazio. Sejak 25 April 2017, itu tetap terjaga sampai akhirnya terhenti 26 Agustus lalu. Alessandro Florenzi dkk ditahan Genoa 3-3 sepekan jelang derbi Roma.

Kebetulan, akhir pekan nanti Roma juga menjalani derbi ke-174-nya menghadapi Lazio. ”Aku tahu derbi laga yang spesial bagi semuanya. Kami juga ingin memenanginya (laga derbi). Tapi, Coppa Italia juga penting bagi kami. Karenanya, Juve pun ingin kami lewati,” kata pelatih Roma Paulo Fonseca kepada Sky Sport Italia.

Satu hal yang diwanti-wanti Fonseca kepada anak asuhnya. "Jangan kemsukan di babak pertama. Kami tahu apa kesalahan kami melawan Torino dan Juve ketika kami kalah," ulasnya. Dari enam kali kemasukan dalam lima laga terakhirnya, tiga gol di antaranya terjadi saat babak pertama. Dua di antaranya berakhir dengan kekalahan.

Attaccante Roma Edin Dzeko pun sampai mengobarkan spirit bagi rekan-rekannya. Dia takkan bermain dalam laga itu karena menjalani akumulasi kartu setelah diusir melawan Parma (17/1). "Aku tahu tim ini jauh lebih kuat ketika mampu bermain kolektif. (Nikola) Kalinic juga pasti bisa membuktikan ketajamannya," harap Dzeko kepada Roma TV.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Exit mobile version