Site icon Riau Pos

Menangi Final Level Tinggi

NOVAK DJOKOVIC

LONDON (RIAUPOS.CO) — “Sungguh disayangkan, dalam pertandingan semacam ini, salah satu harus menjadi yang kalah,” ucap Novak Djokovic dilansir ESPN.
Itulah yang diucapkan Djokovic pertama kali dalam wawancara setelah memenangi final Wimbledon kontra Roger Federer kemarin dini hari. Di laga itu, Djokovic merengkuh gelar Wimbledon kelima pasca bertarung habis-habisan dalam lima set. 
Dia menang 7-6(5), 1-6, 7-6(4), 4-6, 13-12(3) dalam tempo empat jam 57 menit. Durasi itu sekaligus tercatat sebagai final terlama dalam sejarah Wimbledon. Di dalam partai ini total ada 68 game, 422 poin, dan 35 ace. 
Pertandingan bisa saja berlangsung lebih lama jika Wimbledon tahun ini tidak membuat aturan baru yakni tiebreak dilaksanakan saat set kelima dalam kedudukan 12-12. Aturan ini berlaku mulai tahun ini pasca tahun lalu terjadi semifinal selama enam jam 30 menit antara Kevin Anderson kontra John Isner. Saat itu set kelima berakhir dalam kedudukan 26-24 untuk Anderson.
Di hadapan penonton yang memadati centre court, Djokovic maupun Federer menunjukkan skill terbaik. Ini partai tenis level tertinggi. Dahsyatnya pukulan backhand satu tangan Federer menjadi pemandangan indah. Kemampuan Djokovic untuk bertahan, lantas menyerang balik ke pertahanan Federer yang merupakan pemiliki gelar grand slam terbanyak sepanjang masa juga begitu mengagumkan.
Federer sejatinya nyaris saja mampu merebut gelar Wimbledon kesembilannya. Namun dia gagal memanfaatkan dua kali kesempatan championship points saat memegang kendali servis. Itu terjadi di set kelima saat dia unggul 8-7 dalam kedudukan 40-15.
Saat mengingat kejadian itu Federer menunjukkan penyesalannya. Itu dia utarakan dalam konfrensi pers usai laga. “Entahlah apa yang aku rasakan. Itu kesempatan emas di depan mata yang terlewat begitu saja. Aku masih tidak percaya telah melakukannya,” ucapnyadilansir situs resmi ATP.
Hasil ini membuat pemilik 20 gelar grand slam tersebut gagal menahbiskan diri sebagai pemenang grand slam dengan usia tertua sepanjang masa. Federer kini berusia 37 tahun 340 hari.
Sementara itu, di kemenangan ini Djokovic kembali menunjukkan bahwa dirinya memang bermental pemenang. Meski datang sebagai ranking satu dunia dan juara bertahan, dia tidak mendapat dukungan dari mayoritas penonton yang memadati centre court. (irr/jpg)
Exit mobile version