Site icon Riau Pos

JFlow Galang Dana, Terinspirasi pada Mendiang Ayahnya

JFlow dan Andy F Noya kampanye berbagi kepada sesama.(jawapos.co)

RIAUPOS.CO – Joshua Matulessy atau yang akrab dikenal dengan nama JFlow punya kisah inspiratif tentang mendiang ayahnya saat masih kecil. Ayah JFlow sudah meninggal dunia sejak pencipta dan pelantun lagu Oficial Songs of Asian Games 2018 itu berusia 7 tahun. Kisah sang ayah yang senang berbagi pada sesama, membuat JFlow ikut terinspirasi.

Makanya, saat digandeng untuk berdonasi menggalang dana bersama platform BenihBaik.com, JFlow tak berpikir panjang. Kerja sama penggalangan dana yang dipimpin oleh jurnalis Andy F Noya itu membantu orang lain di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

“Social treatment bukan untuk mendongkrak atau menambah follower. Tetapi saya hanya ingin berbuat baik saja. Ingin memberi kenangan di dunia ini dengan legacy. Kita lahir dengan segala bakat potensi pastikan semua harus bermanfaat,” tegasnya kepada wartawan baru-baru ini.

Kebiasaan berbagi itu diajarkan oleh sang ayah yang suka berbagi untuk keluarganya yang membutuhkan. Ayahnya dulu, selalu membantu adik-adiknya untuk bisa mengenyam bangku pendidikan hingga lulus kuliah dengan keterbatasan biaya.

“Dulu waktu ayah saya masih kuliah, almarhum buka jasa ketik bahan kuliah. Untuk biaya adik-adiknya SMA sampai disekolahkan jadi pelaut. Dan adik-adik papa saya justru hidupnya jauh lebih punya akhirnya,” kenang JFlow.

Dan pola didik yang diajarkan, kata dia, untuk mendapatkan sesuatu harus berusaha mandiri. Misalnya ketika JFlow menginginkan sebuah mainan harus dengan pencapaian yang terbaik dulu baru akan diberikan oleh ayahnya.

“Termasuk berbagi kepada sesama. Selain itu selalu diajarkan kehidupan sederhana. Saya mau minta mainan, harus ada achievementnya dulu. Mau sepeda dan sepatu roda,susah banget. Mau barter harus juara apa dulu,” katanya tertawa.

Maka menurutnya penting orang tua menjadi role model untuk anak-anaknya sebagai pendewasaan dan pembelajaran di kemudian hari. Ayahnya pula yang menjadi inspirasinya untuk mengajarkan kesetiaan pada ibunya.

“Ayah saya meninggal saat saya berusia 7 tahun. Dan sejak saat itu, ibu saya tak pernah menikah lagi. Itu karena ayah saya tak pernah sekalipun membentak ibu saya dan selalu mengajarkan nilai-nilai yang baik. Dan saya berterima kasih pada ayah saya sudah mengajarkan hal-hal baik dalam hidup saya,” ungkapnya.

Editor: Deslina
Sumber: Jawapos.com

Exit mobile version