Site icon Riau Pos

Peduli Lingkungan dan Kembangkan Bisnis Kunyit Hitam

peduli-lingkungan-dan-kembangkan-bisnis-kunyit-hitam

(RIAUPOS.CO) – Salah satu sikap peduli terhadap lingkungan adalah menanam tumbuhan yang bermanfaat seperti tanaman obat kencur, kunyit, dan jahe. Pemanfaatan lahan kosong di pekarangan sekolah atau rumah merupakan cara penghijauan yang dapat dilakukan.

Menanam tanaman pada lahan yang sudah lama tidak terawat akan menyegarkan kembali lahan atau tanah. Seperti yang dilakukan oleh Pemuda Kelurahan Pematangkapau, Kecamatan Kulim, Pekanbaru, Riau bernama Fauzal.

Ia menanam salah satu tanaman obat yaitu kunyit hitam. Tak hanya bermanfaat untuk lingkungan, kunyit hitam juga menjadi bisnis yang menjanjikan.

Ia menanam kunyit hitam persis di depan rumahnya. Saat ini dirinya bahkan sudah memiliki lahan seluas 840 meter. Lahan tersebut dipakai untuk mulai pembibitan, penanaman hingga pemanenan.

Adapun green house budidaya rimpang kunyit hitam milik Fauzal tersebut berada di Jalan Nurul Islam atau masuk dari Jalan Keliling, Kelurahan Pematangkapau, Kecamatan Kulim, Pekanbaru, Riau.

“Saya mengawali budidaya kunyit hitam ini pada tahun 2018. Saat itu, saya melihat pasar untuk kunyit hitam ini sangat bagus. Bahkan saat itu harganya mencapai Rp15 juta per kg,” ujar Fauzal, Sabtu (18/6).

Dikatakan pria berusia 24 tahun ini, sebelum budidaya tanaman dengan segudang manfaat ini, dirinya terlebih dahulu melakukan budidaya tanaman lain, yaitu buah ciplukan. Karena memang sebelumnya untuk buah ciplukan ini, dari Indonesia ada kebutuhan untuk ekspor ke Kamboja. Namun gagal.

“Setelah itu dapat info lagi soal kunyit hitam ini. Akhirnya saya cobalah di samping rumah. Alhamdulillah dari awal penanganan 1 kilogram, berkembanglah sampai ratusan bibit. Cuma saat itu pasarnya belum terbuka di Indonesia. Saya coba buka link dengan temen-temen di Jawa dan akhirnya kita coba buat Komunitas kunyit hitam,” ungkapnya.

Akhirnya tahun 2019 masuk ke 2020, gencar-gencarnyalah penjualan bibit. Harga perbibitnya Rp150-250 ribu. Masuk ke pembibitan, dirinya mulai mencoba main di impor rimpang kunyit hitam, namun jumlahnya belum terlalu banyak. Pada saat itu harga perkilonya masih Rp4 juta sampai Rp6 juta di tahun 2020.

“Alhamdulillah dari tahun 2020-2021, masih terus berjalan. Kemudian ketika modal sudah cukup, dan permintaan semakin banyak, akhirnya kita mulai untuk impor skala tonase dari Thailand dan juga Vietnam. Itu dalam bentuk rimpang yang kita jual kembali di Indonesia dan sebahagian kita bibitkan untuk dijual sebagai bibit. Alhamdulillah berjalan sampai sekarang,” ujarnya.

Saat ini dikatakan Fauzal, pasar dari Kunyit Hitam miliknya ini terbesar adalah di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan juga Makassar.

“Untuk rata-rata perbulan jualan kita itu per 1 daerahnya minimal 50 kilogram, itu untuk yang penjualan rimpangnya. Jadi dalam sebulan itu sekitar 400 kilogram lah yang kita jual. Kalau untuk harga perkilogram nya sekarang itu antara Rp400 ribu hingga Rp600 ribu,” ungkapnya.
Dijelaskan Fauzal, untuk manfaat kunyit hitam ini sangat banyak. Salah satunya adalah untuk bahan baku viagra atau vitalitas. “Cuma dari beberapa riset yang telah dilakukan, kunyit hitam ini juga bermanfaat untuk pengobatan penyakit dalam. Ada sekitar 28 penyakit dalam lah yang bisa disembuhkan. Mulai dari pencegahan hingga penyembuhan. Seperti kanker, diabetes dan lain sebagainya,” jelasnya.

Tahun ini, Fauzal juga bertekad untuk meningkatkan eksistensinya di bidang importir dan budidaya rimpang kunyit hitam dengan membuka kemitraan dengan petani di Riau.

“Saya sedang mempersiapkan program kemitraan dengan petani, baik secara kelompok maupun swadaya. Jadi nanti para petani dapat beli bibitnya dan hasilnya kami yang ambil untuk memenuhi kebutuhan kunyit hitam dalam negeri,” jelasnya.

Fauzal berharap semoga tanaman ini bisa menjadi komoditas pertanian unggulan di wilayah Riau, baik dari sektor hulu ke hilir. “Saat ini, kami juga sedang ada tahap persiapan produksi produk turunan kunyit hitam ini. Semoga dalam waktu dekat, kami sudah dapat melakukan pengenalan produk berbahan baku kunyit hitam,” pungkasnya.(gus)

Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru

 

Exit mobile version