Site icon Riau Pos

In Memoriam Indra Muchlis Adnan, Bupati Indragiri Hilir Periode 2003-2013

Penjabat Gubernur Riau SF Hariyanto memberikan sambutan saat melayat ke rumah duka mantan Bupati Indragiri Hilir Indra Muchlis Adnan di Jalan Bata, Rejosari, Pekanbaru, Jumat (26/4/2024).

Innalillahi wainnailaihi rojiun. Kabar duka menyelimuti masyarakat Riau khususnya bagi warga Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Mantan Bupati Inhil, Indra Muchlis Adnan meninggal dunia, Jumat (26/4) sekitar pukul 16.45 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru.

Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru

KERABAT dekat almarhum yang juga mantan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Zaini Ismail mengatakan, almarhum selama ini sakit gagal ginjal dan sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit Puri Husada Tembilahan.

Namun karena kondisinya terus menurun almarhum dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad dan Rabu (25/4) langsung masuk ke Ruang ICU. “Innalilahi wainnailaihi rojiun. Kita berduka cita dengan meninggalnya mantan Bupati Inhil, Indra Mukhlis Adnan. Almarhum kemarin turun kondisinya, kritis dan masuk ke ruang ICU,” ujarnya.

Dari RSUD Arifin Achmad, jenazah kemudian dibawa ke rumah duka di Jalan Bata, Kelurahan Rejosari, Pekanbaru. Setiba di rumah duka, para keluarga, rekan sejawat, dan para tokoh Riau tampak hadir. Seperti Pj Gubernur Riau (Gubri) SF Hariyanto, mantan Gubernur Riau Syamsuar, mantan Bupati Pelalawan HM Wardan, anggota DPR RI Abdul Wahid, anggota DPRD Riau Ade Agus Hartanto, dan mantan Bupati Rokan Hulu, Suparman.

Perwakilan keluarga, Ramli Walid menyampaikan, dimakamkannya jenazah di Tembilahan adalah permintaan dan wasiat almarhum.

“Semasa sakit, beliau ini pernah berpesan bahwa jika meninggal ingin dimakamkan di Kompleks Pondok Pesantren yang ia bangun di Tembilahan. Tujuannya agar setiap hari dapat didoakan oleh para santri,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ramil Walid juga menyampaikan permohonan maaf kepada para kerabat, teman, dan seluruh masyarakat jika dalam kehidupan sehari-hari, almarhum mempunyai kesalahan.

“Sebagai perwakilan keluarga, kami menyampaikan permohonan maaf jika selama hidup almarhum memiliki kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak,” ujarnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Riau (Gubri) SF Hariyanto juga menyampaikan belasungkawa.

“Iya, saya sudah mendapat kabar mantan Bupati Inhil Pak Indra Muchlis Adnan wafat tadi sore (kemarin, red). Saya atas nama pribadi dan keluarga, serta Pemerintah ProvinsiRiau turut berdukacita yang mendalam atas berpulang ke rahmatullah mantan Bupati Indragiri Hilir Bapak H Indra Muchlis Adnan,” ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat Riau dan khususnya Kabupaten Inhil tentu kehilangan sosok beliau yang telah banyak bersumbangsih membangun daerah Inhil selama menjabat Bupati Inhil dua periode. “Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta keikhlasan atas cobaan ini,” ujarnya.

Mantan Gubernur Riau Syamsuar juga merasa sangat kehilangan sosok almarhum. Syasmsuar mengaku sudah lama mengenal sosok almarhum dan juga banyak ilmu yang didapat dari almrhum. “Beliau ini termasuk orang yang mengorbitkan dan membimbing saya menjadi Bupati Siak saat itu. Banyak ilmu yang saya dapat dari beliau ini,” sebutnya.

Anggota DPR RI dapil Riau Abdul Wahid juga menyampaikan hal senada.

“Saya sudah menganggap beliau seperti abang sendiri. Saya banyak belajar usaha dan politik dengan beliau. Saya rasa beliau ini orang baik, dia sangat mengayomi. Kami merasa sangat kehilangan, selama sakit pernah menjenguk beliau. Beliau tidak mau diajak ke dokter. Sikap dan keyakinannya seperti itu. Karena ia bilang, kalau sudah tidak bisa ke mana-mana lagi baru ke dokter,” ujarnya.

Indra Muchlis Adnan lahir di Teluk Pinang Indragiri Hilir pada 29 Desember 1966 lalu. Ia dikenal sebagai politisi Partai Golkar yang memulai karier politik menjadi anggota DPRD Riau periode 1998-2003 dan menjadi Bupati Inhil 2 periode tahun 2003-2008 dan 2008-2013 serta pernah menjadi Ketua DPD I Golkar Provinsi Riau.

Indra Muchlis merupakan abang dari mantan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal (PDT) yang juga mantan Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lukman Edy.(das)






Reporter: Soleh Saputra
Exit mobile version