Site icon Riau Pos

Kibarkan Merah Putih di Lahan Terpanggang

UPACARA: Tim Satgas Karhutla Meranti melaksanakan pengibaran bendera Merah Putih di lokasi kebakaran, Desa Insit Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Sabtu (17/8/2019).

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Aroma gambut terbakar menyengat hidung ditambah sinar matahari yang cukup terik, tak menyurutkan semangat para personel Manggala Agni Pekanbaru, Riau melaksanakan upacara pengibaran Bendera Merah Putih, Sabtu (17/8). Ini dilakukan personel Manggala Agni Pekanbaru dan Kepulauan Meranti yang bertugas memadamkan api di Jalan Manunggal, Rimbo Panjang, Kampar dan Desa Insit, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Meranti.

Dengan peralatan sederhana, seperti tiang bendera terbuat dari kayu di sekitar lokasi bekas lahan kebakaran, sebanyak 30 personel personel Manggala Agni Pekanbaru tetap upacara menggunakan seragam berwana merah khas, helm serta sepatu bot mereka.

Tanah gambut yang baru beberapa waktu dipadamkan itu, berubah menjadi hitam. Tanaman-tanaman berubah menguning tampak akan mati akibat terbakar. Hanya, ilalang-ilalang yang mulai muncul dengan tunas-tunas barunya. “Walaupun sedang beroperasi, harus selalu siap. Kami laksanakan upacara ini sebagai apresiasi HUT RI yang dilaksanakan di lokasi bekas kebakaran,” kata Kadisops Manggala Agni, Edwin Chandra.

Berhasil menuntaskan kebakaran lahan di wilayah Terminal AKAP Pekanbaru sehari sebelum hari kemerdekaan (16/8) lalu. Kata dia, itu sebagai kado untuk Indonesia, meskipun masih ada beberapa wilayah yang titik api belum sepenuhnya padam. “Tim tetap semangat, jangan kendur selama api masih membara di lokasi kita,” ucapnya dalam menyemangati satuannya.

Bukan tanpa risiko saat memadamkan api. Selain panas api, kabut asap juga mengganggu pernapasan hingga membuat perih mata para petugas di lapangan. “Selalu kami ingatkan untuk tetap jaga kesehatan dan kekompakan tim di lapangan,” imbuhnya.

Untuk saat ini masih ada dua titik api, yakni di Jalan Karya Indah sekitar tujuh hektare dan Rimbo Panjang masih belum tuntas dipadamkan. “Maka tim full diturunkan ke sana. Setiap sepekan tim akan di-rolling, hal ini juga sebagai upaya menjaga kesehatan personel itu sendiri,” jelasnya.

Di tengah upacara itu, terdapat beberapa sosok perempuan tangguh yang belum pulang hingga api padam. Salah satunya Meri Rizki Amelia. Warga Kelurahan Muara Fajar berumur 27 tahun itu perdana diturunkan ke lapangan. “Gabung 2017 lalu. Selama ini ditempatkan di sekretariat. Sekarang semua anggota diturunkan karena ada kebakaran,” ujarnya.

 

Exit mobile version