Site icon Riau Pos

8 PT dan 8 SMK Ikuti Literasi Digital

Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Riau Wahyu Ary Sandi (kanan) didampingi Bambang Tri Santoso selaku Koordinator Literasi Digital Sektor Pendidikan Kementerian Kominfo RI (dua kanan), Hisyam Setiawan selaku Ketua KPID Riau (tengah), Rektor IKTA Dr Ns Hj Rifa Yanti SKep MBiomed (dua kiri) dan Direktur PCR/Penasehat RTIK Riau Dr Dadang Sihabuddin Sahid (kiri) menjelaskan tentang kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan 2024 , Kamis (25/4/2024).(prapti Dwi Lestari/riau pos)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sebanyak 8 perguruan tinggi (PT) dan 8 SMK yang ada di Kota Pekanbaru dan Kampar ikut ambil bagian dalam kegiatan peningkatan literasi digital khususnya di sektor pendidikan. Kegiatan yang digelar mulai dari 23-26 April ini merupakan agenda dari Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berkolaborasi dengan Relawan TIK Riau dan Pandu Digital.

Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Riau Wahyu Ary Sandi mengatakan, delapan perguruan tinggi tersebut di antaranya Unri, UIN Suska Riau, UIR, Unilak, PCR, Umri, IKTA (Institut Kesehatan dan Teknologi Alinsyirah) dan USTI (Universitas Sains dan Teknologi Riau).

Sementara delapan SMK yaitu, SMKN 1 Pekanbaru, SMKN Pertanian Terpadu, SMK Dharma Loka, SMK PGRI Pekanbaru, SMK YABRI Pekanbaru, SMK Kesehatan dan Pariwisata Bangkinang, SMKN 1 Bangkinang, SMK Migas Teknologi Pekanbaru.

”Untuk target hingga 2024 itu ada 50 juta orang terliterasi. Namun demikian karena dengan sistem penganggaran yang berbeda setiap tahun, target tersebut mungkin tidak bisa dipenuhi, namun berkurangnya tidak terlalu banyak,” ujarnya usai kegiatan di Institut Kesehatan dan Teknologi Alinsyirah (IKTA), Kamis (25/4).

Sementara itu, Bambang Tri Santoso selaku Koordinator Literasi Digital Sektor Pendidikan Kementerian Kominfo RI mengatakan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab Kominfo namun literasi ini dijalankan oleh berbagai stakeholder.

”Jadi, ada pentahelix yang ikut menjalankan literasi digital ini, termasuk juga perguruan tinggi, komunitas termasuk relawan TIK, Pandu Digital kemudian juga kementerian lembaga yang tergabung di cyber kreasi. Di sana ada kementerian dan lembaga yang tergabung,” sebutnya.

Dijelaskannya, literasi digital ini merupakan literasi yang disampaikan berpedoman pada 4 pilar literasi digital yaitu CABE (Cakap digital, Aman di media digital, Budaya digital dan Etika).

”Ini adalah garis besarnya tapi dari setiap pilar itu akan diterjemahkan secara detail,” ujarnya lagi.

Rencananya, di tahun 2025-2029 mendatang pihaknya juga akan melangsungkan kegiatan serupa namun dengan pola yang berbeda. Karena sampai saat ini roadmap sedang digodok dengan melibatkan unsur perguruan tinggi.

”Konsepnya di tahun 2025 pelaksanaan literasi digital akan diserahkan kepada fasilitator, nanti Kominfo akan merekrut fasilitator. Jumlahnya sekitar 8000 fasilitator yang akan direkrut kemudian fasilitator ini yang akan melakukan literasi digital di masyarakat. Kalau tahun ini kan memang ada yang swakelola kemudian ada yang dilakukan melalui pihak ketiga,” terangnya.

Rektor IKTA Dr Ns Hj Rifa Yanti SKep MBiomed mengatakan pihaknya berteri makasih karena IKTA sudah dipilih untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan konsep literasi digital di Riau. Apalagi, kehadiran seminar dan program dari pemerintah seperti ini terutama pada program studi yang ada di Alinsyirah, yang untuk program study informatika medis, program studi elektro media dan bahkan program studi ilmu kesehatan masyarakat yang berhadapan langsung dengan promosi kesehatan, tentu sangat mengedepankan konsep etika berdigital, kemudian bagaiman secure, safety, penggunaan waktu dari bidang kesehatan dan teknologi kesehatan.

”Kami sangat menyambut baik literasi digital ini. Karena ada pengembangan tri dharma perguruan tinggi. Ada pendidikan, pengajaran, pengabdian masyarakat dan penelitian,” katanya.(ayi)

Exit mobile version