Site icon Riau Pos

Bahasa Arab, Bahasa Ibu

bahasa-arab-bahasa-ibu

POSISI Bahasa Arab dalam dunia Islam sebagai peranan penting dalam berkomunikasi antara sesama umat Islam. Bahasa Arab adalah identitas Islam dalam segi bahasa sebab Bahasa Arab adalah bahasa Alquran. Bahasa Arab pula sebagai prinsip yang tidak dapat dipisahkan dalam Islam, karena Bahasa Arab mencakup bidang linguistik, syair dan bidang sejarah.

Dengan keistimewaan Bahasa Arab itu menjadi sumber serapan dalam bahasa-bahasa yang ada di dunia termasuk Bahasa Indonesia. Di antara sekian banyak bahasa dunia yang menjadi bahasa sumber serapan Bahasa Indonesia, Bahasa Arab menjadi salah satu sumber utama khususnya yang berkenaan dengan agama Islam. Penyerapan Bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia terjadi melalui proses alami. Seorang penutur Indonesia yang menguasai Bahasa Arab sering menggunakan dua bahasa secara bergantian atau menggunakan beberapa kosakata arab ketika berbicara dalam Bahasa Indonesia. Lama kelamaan kosakata bahasa Arab yang sering diulang-ulang menghasilkan kosakata baru dalam bahasa Indonesia sehingga penutur awam pun menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.

Bahkan Bahasa Arab dapat dideskripsikan secara lisan ataupun tulisan dan Bahasa Arab juga memiliki sifat arbitrer dan simbolis. Bahasa Arab merupakan fenomena individu dan fenomena sosial. Sebagai fenomena individu, Bahasa Arab merupakan ciri khas kemanusiaan. Ia bersifat insani karena hanya manusia yang mempunyai kemampuan berbahasa verbal. Adapun sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan konvensi suatu masyarakat pemilik atau pemakai bahasa itu.

Bahasa Arab terbagi menjadi dua. Yang pertama, Fushha sedangkan yang kedua, ‘Ammiyah. Prof Dr Tamam Hassan (Pakar Bahasa Arab Modern) menyatakan bahwa Bahasa Arab fusha bukanlah Bahasa Arab yang semata-mata diambil atau berasal dari dialek Quraisy, tetapi ia merupakan bahasa umum (al-lughah al-musytarakah) yang diambil dari semua bahasa (baca: dialek-dielek) Arab yang ada. Alasan-alasan beliau mengatakan ini antara lain adalah: Alquran diturunkan dengan lisan ‘arabiyyin mubin bukan dengan lisan Quraisy. Alquran diturunkan dengan sab’ah ahruf yang bermacam-macam bacaannya dan semuanya diriwayatkan dengan sanad yang shahih, tetapi anehnya sebagian besar bacaan-bacaan ini tidak mengandung dialek Quraisy. (Tamam Hassan, al-Ushul: Dirasah Istimalijiyyah li al-Fikral-’Arabi ‘ind al-’Arab, al-Nahw, Fiqh al-Lughah, al-Balaghah, (1972: 74-76)).

Ketinggian dan keistimewaan Bahasa Arab ini menjadikan masyarakat Indonesia mempelajari Bahasa Arab untuk memperdalam wawasan keislaman, baik di masjid, pondok pesantren, maupun madrasah. Namun, seiring perkembangan waktu, tujuan mempelajari bahasa Arab telah berkembang sebagai alat komunikasi sehari-hari. Bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari, telah banyak digunakan dalam sekolah-sekolah Islam dan pondok pesantren dan juga sekolah-sekolah umum. Sekolah-sekolah tersebut menetapkan penggunaan bahasa Arab aktif sebagai salah satu bagian dari tata tertib dan kurikulum sekolah.

 Bahasa Arab memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional, tentu bagi yang mempelajari dan mendalaminya merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari ilmu-ilmu yang berkembang di dunia, tidak sekadar mengenal dirinya, budayanya tapi budaya Arab itu sendiri. Bagaimana mengemukakan gagasan dan perasaan, serta berpartisipasi.

Bahasa Arab yang disebut-sebut sebagai bahasa yang memperoleh garansi dan “proteksi ilahi” menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam sejarah perkembangan dunia Islam. Dari sekian banyak bahasa yang ada di dunia, Bahasa Arab dianggap sebagai bahasa yang paling banyak menyandang atribut. Ia sering dinamai sebagai bahasa agama dan umat Islam, bahasa dhad (lughah ad-dhâd) dan bahasa warisan sosial dan budaya (lughah at-turâts).

 Bahasa Arab merupakan anak dari Bahasa Semit, yang notabenenya merupakan kaum yang besar peranannya dalam sejarah peradaban kuno. Oleh karenanya, bahasa ini memiliki beberapa bahasa serumpun, seperti Bahasa Ibrani yang dipakai dalam kitab Injil dan Taurat, dan Bahasa Suryani. Dalam sejarah peradaban Islam, Bahasa Arab menjadi salah satu kunci keberhasilannya, yang salah satunya ditandai dengan adanya gerakan penerjemahan besar-besaran berbagai karya bermutu ke dalam Bahasa Arab, yang kemudian menjadi titik awal kemajuan peradaban dan khazanah keilmuan umat Islam.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa intenasional yang digunakan oleh umat manusia untuk berkomunikasi antar satu sama lain, di dalam buku “The arabic language” dinyatakan bahwa Bahasa Arab telah digunakan oleh lebih dari 150 juta orang sebagai bahasa ibu atau bahasa sehari-hari mereka. Bahkan kini, Bahasa Arab termasuk salah satu bahasa yang sangat berperan dan menduduki posisi terhormat di forum internasional, terutama setelah digunakan sebagai salah satu bahasa resmi di PBB. Setelah menempuh perkembangan selama berabad-abad, bahasa Arab kini menjadi bahasa resmi di Maroko, Aljazair, Tunisia, Libia, Mesir, Sudan, Lebanon, Syria, Yordania, Irak, Saudi Arabia, dan negara-negara lain di semenanjung arabia.

Selayaknya Bahasa Arab diakui di seluruh dunia. Karena bahasa Arab mempunyai peran besar dalam membangun budaya dan peradaban di dunia sampai di era modern sekarang. Diakui ataupun tidak diakui, bahwa para ilmuwan yang ada, dan banyak dikenal di dunia itu ternyata hanya menukil atau copy paste dari ilmuwan-ilmuwan sebelumnya, yang semuanya itu adalah ilmuwan muslim. Dan bahasa yang digunakan oleh ilmuan muslim itu adalah Bahasa Arab.

Oleh karena itu pada tanggal 18 Desember 1973, Bahasa Arab resmi terdaftar dan menjadi Bahasa Internasional yang masuk ke dalam kesepakatan Unesco. Karena proses penetapan itulah Bahasa Arab menjadi Bahasa resmi  dunia, dan berada dalam urutan ke-6. Dari 22 bahasa negara di seluruh dunia.***

Exit mobile version