LISBON (RIAUPOS.CO) – Pelatih RB Leipzig, Julian Nagelsmann, akan menerapkan formulasi yang bisa membuat Neymar Jr dan Kylian Mbappe frustrasi. Kecepatan dan organisasi permainan akan menjadi kunci permainan Leipzig.
Hal ini dikatakan pelatih termuda di Liga Champions itu jelang laga RB Leipzig vs Paris Saint Germain (PSG) di semifinal Liga Champions, Stadion Da Luz, Lisbon, Rabu (19/8/2020) dini hari WIB,
Nagelsmann menilai pergerakan Neymar dan Mbappe tak bisa ditebak. Untuk itu, dia amat mengandalkan kerja sama tim demi membendung serangan-serangan dari dua penyerang bintang Les Parisiens.
"Anda tidak bisa menebak pergerakan Neymar dan Mbappe karena mereka pemain top. Kami harus bertahan dari mereka secara tim," jelas pelatih berusia 33 tahun tersebut seperti dilansir Mirror.
"Itu akan sulit, tapi kami harus membuat mereka kerja keras dan berada dalam tekanan," terang Nagelsmann dikutip dari situs UEFA.
Nagelsmann juga tak akan gentar menghadapi permainan menyerang PSG. Tak ingin bertahan, Leipzig juga akan meladeni Les Parisiens dengan permainan terbuka menyerang ke pertahanan lawannya.
"Permainan sepakbola akan lebih menarik jika kedua tim suka bermain menyerang," tutur Nageslmann.
Nagelsmann sangat optimistis skuadnya mampu meladeni permainan PSG sehingga mengatasi lawannya itu dan ke final Liga Champions.
"Para pemain punya keinginan kuat untuk menang. Kami semua lapar kemenangan dan saya bisa melihat dari wajah-wajah para pemain. Kami ingin melaju ke fase selanjutnya dan siap menang," ujar Nagelsmann.
Sementara itu, pelatih PSG Thomas Tuchel mengatakan timnya layak mendapat kemenangan karena tampil hebat dan sangat bekerja keras musim ini.
"Kami ingin kerja keras ini terbayar tuntas," ujar Tuchel.
Dalam kesempatan itu, Tuchel menyebut sejumlah kekuatan Leipzig yang harus diwaspadai para pemainnya.
"Leipzig bermain dengan menekan hingga jauh ke pertahanan lawan. Mereka amat berani, masih muda, dan tim dengan permainan cepat. Kami punya gaya bermain sendiri, mereka pun demikian," ucap Tuchel.
Sumber: Mirror/CNN/Soccerway/UEFA
Editor: Hary B Koriun