Site icon Riau Pos

Utamakan Kedaruratan dalam Sertifikasi Halal Vaksin Covid-19

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menerima Menteri BUMN Erick Tohir untuk mendapatkan laporan perkembangan riset vaksin Covid-19 lokal maupun impor. Di antara yang dibahas adalah sertifikasi halal untuk vaksin Covid-19.

Masduki Baidlowi, Juru Bicara Wapres Ma’ruf Amin mengatakan ada sejumlah arahan yang disampaikan Wapres Ma’ruf Amin dalam pertemuan itu.

"Saat itu Erick Tohir melaporkan progres vaksin. Pertemuannya Jumat (11/9, red)," kata Masduki saat dikonfirmasi, Ahad (13/9).

Masduki menjelaskan di antara arahan Wapres Ma'ruf Amin adalah supaya dalam proses riset vaksin Covid-19 impor maupun lokal langsung mengajak LPPOM-MUI. Sehingga proses sertifikasi halal bisa sambil jalan dengan proses riset. Dengan demikian ketika riset atau uji klinis vaksin Covid-19 sudah selesai, dapat langsung digunakan untuk vaksinasi.

"Tim dari LPPOM-MUI jadi bisa melihat prosesnya halal atau tidak. Sehingga nanti hasil sertifikasi vaksin Covid-19 bisa berkesimpulan halal atau tidak halal," ujar Masduki.

Namun dia menegaskan, kalaupun nanti hasil sertifikasi keluar keputusan tidak halal, vaksin tersebut boleh digunakan. Karena ada pertimbangan aspek kedaruratan. Masduki menjelaskan nantinya MUI akan mengeluarkan fatwa soal vaksin Covid-19 tersebut. Sehingga bisa menjadi acuan umat saat mengikuti proses vaksinasi dalam rangka mencegah penularan Covid-19.

Dalam pertemuan dengan Wapres Ma’ruf Amin, Menteri BUMN Erick Tohir Indonesia akan dapat 30 juta dosis vaksin di akhir 2020. Kemudian tahun depan Indonesia mendapatkan 300 juta dosis vaksin Covid-19. Ketersediaan vaksin itu adalah kerja sama sejumlah BUMN farmasi dengan lembaga dan instansi farmasi luar negeri. Diantaranya adalah dari Sinovac Biotech asal Cina.

Erick merinci Sinovac telah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin untuk Indonesia jika proses uji klinis fase III yang berjalan sekarang berjalan lancar. Kemudian tahun depan Sinovac berkomitmen menyediakan vaksin Covid-19 sebanyak 250 juta dosis untuk Indonesia. Selain itu akhir tahun ini PT Kimia Farma menggandeng Grup 42 asal Uni Emirat Arab untuk mendapatkan komitmen 10 juta vaksin di akhir tahun ini. Perusahaan Grup 42 juta berkomitmen memberikan 50 juta dosis vaksin Covid-19 di kuartal I tahun depan.(wan/jpg)

 

 

Exit mobile version