Site icon Riau Pos

13.409 Guru PAI Ikuti PPG dalam Jabatan Kemenag

Plt Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Abu Rokhmat (tiga dari kiri) menyalami peserta PPG dalam jabatan guru PAI di Bandung (13/7/2024). (Humas Kemenag/untuk riaupos.co)

BANDUNG (RIAUPOS.CO) – PELAKSANAAN Pendidikan Profesi Guru (PPG) menjadi agenda yang ditunggu-tunggu oleh para guru. Termasuk guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah. Pasalnya dengan ikut dan lulus PPG, para guru sudah memegang kunci untuk mendapatkan tunjangan profesi guru (TPG).

Pelaksanaan PPG bagi para guru PAI itu diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Pelaksanaan PPG PAI 2024 dibuka secara rentak dan dipimpin langsung oleh Plt Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Abu Rokhmad di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung pada Jumat (12/7) malam.

Kegiatan PPG dalam jabatan untuk guru-guru PAI itu melibatkan 48 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah naungan Kemenag. Abu menyampaikan melalui PPG dalam jabatan itu Kemenag optimis para guru PAI semakin kompeten dan memiliki daya saing.

Abu bersyukur PPG PAI tahun ini bisa kembali digelar dengan diikuti peserta yang jumlahnya mencapai ribuan guru. Dia menilai PPG menjadi media yang sangat efektif untuk memacu para guru agama di Indonesia, agar memiliki kompetensi sekaligus daya inovasi tinggi.

Apalagi kegiatan PPG tahun ini digelar dengan rentang waktu empat bulan. Selain itu panitia nasional juga membuat sejumlah terobosan. Seperti menambah fitur baru pada learning management system (LMS) dengan komponen aplikasi plagiarism checker (turnitin).

Terobosan ini dilakukan agar lulusan yang dihasilkan benar-benar memiliki kompetensi dan kualitas tinggi. ’’PPG ini merupakan instrumen yang sangat penting,’’ katanya.

Dia menegaskan mengikuti PPG bukan sekadar soal lembaran sertifikatnya. Namun lebih dari itu menjadi sarana untuk meningkatkan kompetensi.

Lebih lanjut Abu mengatakan, tantangan yang dihadapi guru agama, termasuk PAI, saat ini tidak ringan. Sebab, dampak dari perkembangan teknologi yang pesat, para siswa begitu mudah mendapatkan pengetahuan yang diajarkan sangat profesional. Namun bukan berasal dari sosok guru.

Pengetahuan itu antara lain didapat dari berbagai platform media sosial atau alat pencari yang begitu mudah diakses tanpa mengenal tempat, waktu, dan kondisi. Untuk itu anak-anak di tengah kemajuan teknologi seperti sekarang, butuh pendampingan guru yang kompeten dan profesional.(gus)

Laporan JPG, Bandung

Exit mobile version