Site icon Riau Pos

Mendikbud Kirim Tim Investigasi Kasus Atap Sekolah Runtuh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Nasib malang menimpa seorang murid dan guru SDN Gentong, Pasuruan, Jawa Timur. Di tengah kegiatan belajar mengajar, atap bangunan sekolah mendadak runtuh dan menimpa para murid. Dua nyawa melayang dalam insiden ini.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim turut berbela sungkawa atas peristiwa tersebut. Dia meminta kepada jajarannya untuk mendalami penyebab runtuhnya atap sekolah tersebut.

"Saya sudah mengirim tim dari inspektorat jenderal untuk pergi ke sana dan menginvestigasi," kata Nadiem di komplek DPR RI Senayan, Jakarta, Rabu (6/11).

Nadiem berharap kejadian seperti ini tidak lagi terjadi di kemudian hari. Oleh karena itu, harus segera didapat kepastian penyebab insiden ini terjadi. Setelah itu bisa disusun langkah-langkah pencegahan.

"Saya sudah berbicara dengan wakil wali kota di situ dan kami komit untuk mendukung pemda, untuk menyelesaikan investigasinya dan memastikan bagaimana kita rencana ke depan untuk menghindari hal ini terjadi lagi," jelasnya.

Sebelumnya, insiden memilukan terjadi di UPT SDN Gentong, Kota Pasuruan, kemarin (5/11). Di tengah kegiatan belajar-mengajar, atap empat ruang kelas mendadak runtuh. Puluhan murid tertimpa atap yang terbuat dari besi galvalum dan asbes itu. Dua nyawa melayang.

Empat ruang kelas yang atapnya ambruk tersebut adalah kelas II-B, II-A, V-B, dan V-A. Keempatnya berada di satu lokal. Terletak di bagian depan sekolah, berjejer dari selatan ke utara. Posisi lokal ruangan menghadap ke barat atau Jalan Raya KH Sepuh.

Korban tewas adalah Sevina Arsy Wijaya (19), pegawai tidak tetap (PTT) di sekolah tersebut. Warga Jalan Slamet Riyadi, Kota Pasuruan, itu mengalami pendarahan otak setelah kepalanya tertimpa batu bata yang berjatuhan bersamaan dengan ambrolnya atap kelas. Korban lain bernama Irza Almira (8), warga Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo. Gadis kecil itu meninggal setelah tertimpa galvalum dan asbes. Dia mengalami pendarahan di belakang kepala dan memar di wajah.

Sebanyak 14 anak juga mengalami luka-luka. Berdasar informasi pihak RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan, yang mengalami luka-luka adalah para murid. Yakni, M Zidan Izzulhaq (8), Alysa (7), Aisya (7), Siti Rohmania (8), Ahmad Gerhana Putra (8), Mukhamad Putra (8), AD (8), Nada Fathiya (8), Kina (8), Akbar (8), dan Zahra Salsabila (9). Mereka merupakan murid kelas II-B dan II-A. Tiga korban lain adalah murid kelas V-A. Yakni, Abdul Mukti (11), Wildamul F (11), dan Dina Hilda Andin (10).

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 

Exit mobile version