Site icon Riau Pos

Gara-gara Hoax, Jumlah Pengungsi Gempa Maluku Melonjak

Dampak gempa di Maluku membuat ribuan rumah mengalami kerusakan. (DOK BMKG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Gempa bumi yang masih dirasakan warga Maluku mengakibatkan jumlah penyintas menjadi 135.875 orang per Sabtu (5/10) sore waktu setempat. Beredarnya berita bohong alias hoax seputar gempa juga ikut andil membuat jumlah pengungsi semakin banyak.

Pada Jumat (4/10) kemarin, posko penanganan darurat bencana gempa bumi di Maluku mencatat penyitas berada di angka 111 ribu jiwa.

"Kenaikan jumlah pengungsi ini disebabkan berapa faktor seperti gempa susulan yang masih dirasakan warga dan berita hoax," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo.

BMKG mencatat, 1.077 gempa susulan terjadi sampai dengan pukul 21.00 WIT, hari ini. Gempa yang dirasakan mencapai 116 kali dan tiga gempa susulan terakhir dengan kekuatan 3,5-4,4 skala Richter.

Berita hoax terkait gempa susulan membuat jumlah penyitas melonjak, terutama di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Kabar yang beredar dari mulut ke mulut soal gempa besar pada 9 Oktober mendatang membuat masyarakat yang masih trauma segera hengkang dari tempat tinggal mereka masing-masing.

Selanjutnya, kata Agus, warga juga mengungsi karena informasi akan pemberian bantuan. Kebenaran informasi ini pun diragukan karena tidak dijelaskan secara rinci bentuk bantuan yang akan diberikan.

"Tidak spesifik bantuan seperti apa yang diharapkan warga," lanjut dia.

Sementara itu, jumlah rumah yang rusak akibat gempa hingga saat ini mencapai 6.975 unit. Jumlah rumah rusak berat mencapai 1.914 unit dengan rincian Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 1.339, SBB 285 dan Kota Ambon 230.

Untuk rumah rusak sedang, total di Kabupaten Malteng 1.101 unit, SBB 469 dan Kota Ambon 241. Pada kategori rusak ringan mencapai 3.250 unit dengan rincian di Malteng 2.641 unit, Kota Ambon 546 dan SBB 333.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

Exit mobile version