Site icon Riau Pos

IKA Faperika Unri Bincang Santai Bahas Kemaritiman Riau

IKA Faperika Universitas Riau mengadakan bincang santai membahas kemaritiman Riau di Jom Ngopi, Jalan Adi Sucipto, Kota Pekanbaru, Rabu (21/8/2019).( MIRSHAL/ FOR RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (IKA Faperika) Universitas Riau (Unri), mengadakan bincang santai memperingati Hari Maritim Nasional di On Jom Ngopi, Jalan Adisucipto, Pekanbaru, Rabu (21/8).

Menurut Ketua IKA FaperikaUnri, Baikal SPi MSi bincang santai ini membahas manfaat  sumber daya alam (SDA) maritim untuk kemakmuran masyarakat Riau. Ia menuturkan kegiatan ini juga bertujuan untuk melahirkan pemikiran, ide dan topik dalam mengatasi masalah kemaritiman. “Bincang santai ini juga bertujuan untuk  dapat melahirkan ide, pemikiran juga topik,” ungkap Baikal.

Agenda ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua PW NU Dr Ir H Deni Elizon MSc yang juga merupakan dosen Faperika Unri. Selain itu turut hadie juga Sekretaris Daerah Provinsi Riau H Ahmad Syah Harrofie dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Ir Hermab MSi.

Sementara itu, Baikal berharap kegiatan bincang santai ini bisa terus berlangsung setiap bualnnya untuk saling berdiskusi dan memberikan saran terkait masalah kemaritiman. “Kami berharap, kegiatan ini bisa dilaksnakan dua kali satu bulan, kita adakan audiensi dengan alumni, dinas dan akademisi,” pungkas Baikal.

Selain itu, Deni menjelaskan jika Indonesia memiliki potensi besar dibidang kemaritiman dan kelautan. Pasalnya Indonesia memiliki jumlah pulau hingga beribu-ribu serta memiliki garis pantai terpanjang kedua di Indonesia. “Ini potensi luar biasa yang kita miliki,” tutur Deni.

Tak hanya itu, Deni menyampaikan jika oembangunan banyak berorientasi pada pembangunan di daratan. Padahal pembangunan di lautan juga tak bisa dipandang sebelah mata.

“Kawasan pesisir laut, potensinya luar biasa. Apakah itu SDA maupun jasa lingkungan seperti, pelabuhan, jalur transportasi dan wisata bahari. Kenapa kita tidak manfaatkan itu,” kata Deni.

Herman juga mengatakan  jika pihak dinaa kelautan dan perikanan akan dibuat sistem zonasi di Riau dimana laut harus memikiki peraturan daerah (perda). “Ke depan siapa pun yang mau mengelola laut tanpa zonasi akan dipidana. Kita akan susun zonasi untuk ke depannya,” jelas Herman.

Herman menambahkan, ke depan pihaknya akan berfokus pada budidaya berkelanjutan. Hal tersebut dilatarbelkangi dengan minyak bumi di Riau yang semakin menipis. “Fokus kedepannya budidaya berkelanjutan,” tambahnya.

Sementara itu, Ahmad Syah mengatakan  pemerintah orovinsi memberikan kepedulian yang besar untuk wilayah kemaritiman Riau. Seperti di pesisir Pulau Rupat, Bengkalis, Rohil dan lain-lain dalam bentuk oenjagaan dan pengawasan nelayan Riau dari serbuan nelayan-nelayan asing daerah perbatasan.

“Dinas perikanan kita sudah pro aktif memberikan perlindungan nelyan kita dari serbuan nelayan di daerah perbatasan,” kata Ahmad Syah.(*2)

Exit mobile version