Site icon Riau Pos

Umat Tionghoa Ikuti Ritual Ho Kuan

Para Kitong melakukan ritual proses pengeluaran energi negatif dalam rangka perayaan HUT TITD Giok Ong Tian Co, Ahad (14/7/2024). (prapti Dwi Lestari/riau pos)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam perayaan hari jadi Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Giok Ong Tian Co, puluhan umat Tionghoa di Kota Pekanbaru mengikuti ritual ho kuan (pintu harimau).

Kegiatan yang berlokasi di kompleks Jondul Lama Blok K Pekanbaru ini dipimpin Suhu TITD Giok Ong Tian Co bersama beberapa kitong yang merupakan orang terpilih untuk menjadi perantara masuknya dewa.

Ketua TITD Giok Ong Tian Co Pekanbaru, Nata Hedy Nyo, Ahad (14/7) menjelaskan ritual ho kuan dilaksanakan setiap tahun.

Ribuan ini bertujuan untuk menghilangkan energi negatif dalam tubuh yang dilakukan bersamaan dengan perayaan Hari ulang Tahun (HUT) TITD Giok Ong Tian Co Pekanbaru.

Kali ini, Kitong berasal dari Jakarta, Pekanbaru, Jambi, Bagansiapapi, Bengkalis dan kudap. Kitong menggunakan berbagai atribut dewa didominasi warna kuning dan merah. Membawa berbagai perlengkapan, seperti kipas dan bendera. Terdapat juga kitong yang membawa senjata berupa pedang dan golok.

Ritual memakan waktu sekitar dua jam. Diawali dengan umat yang melangkan atau keluar dari ‘mulut harimau’.

Di mana mulut harimau dibuat dengan bambu dan kertas yang dicat kuning dan digambar kepala harimau. Tujuanya apabila bintang gelap pada seseorang ketahuan dan moga  menjadi lebih  terang. Misalnya mereka yang sering sakit dan tak enak badan.

Di belakang suhu dan kitong terdapat puluhan umat yang mengikuti sambil memegang dupa serta memanjatkan doa berharap kesehatan dan kemakmuran untuk semua umat.

”Dalam ritual, para kitong juga mengobati orang. Bahkan banyak umat yang datang untuk berobat. Ritual juga meghilangkan energi negetif di sekitar TITD,” terangnya.

Ritual ini ditutup dengan bakar kinchou terbuat dari bambu. Kemudian ditempel gambar dewa maupun lukisan.

Bakar kinchou merupakan persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dilanjutkan dengan acara kho kun atau cong sen.

”Dengan adanya ritual ini, kami berharap para umat bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya setelah mereka mengikuti proses pembuangan energi negatif yang selama ini tersimpan didalam diri mereka,” katanya.(ayi)

Exit mobile version