Site icon Riau Pos

Jangan Dicontoh, Pasangan Rentan Selingkuh Selama Pandemi Covid-19

jangan-dicontoh-pasangan-rentan-selingkuh-selama-pandemi-covid-19

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Guna memutus penyebaran Covid-19, masyarakat kini dianjurkan untuk di rumah saja. Rasa bosan pun biasanya menghampiri karena melakukan hal yang sama setiap hari bersama pasangan. Tapi, tahukah Anda, ternyata sering bersama pasangan selama di rumah saja bisa berisiko menimbulkan pertengkaran hingga perselingkuhan.

Dilansir dari Washingtonian, Ahad (12/4), Kantor Kuasa Hukum Hostetter Strent, mendapatkan beberapa laporan klien bahwa suaminya berselingkuh. Sang istri itu sudah curiga dari sebelum pra-karantina. Dugaan ini makin buruk karena pasangan yang menghabiskan begitu banyak waktu di rumah telah meningkatkan rasa cemas.

“Pasangan lain menjadi sangat protektif terhadap telepon dari orang lain,” kata laporan tersebut.

Praktisi Hukum Tracey Coates dan Ketua praktik hukum keluarga di Paley Rothman, juga telah mendengar laporan dari pasangan yang datang karena curiga adanya perselingkuhan selama masa karantina. “Mereka coba-coba melakukan telepon diam-diam di ruang terpisah, atau pesan singkat setiap saat,” jelasnya.

Hostetter menasihati klien barunya untuk berpikir tentang apa yang bisa dilakukan. Masalahnya, saat ini konseling pernikahan hampir seluruhnya ditutup karena wabah Coronavirus. Belum lagi, banyak pasangan memiliki anak di rumah yang sudah cukup menambah rasa stres.

Hostetter melaporkan sejumlah perempuan mencurigai perselingkuhan terjadi lewat telepon di dalam mobil. Praktisi Hukum lainnya, Sandy Ain, mengungkapkan, orang-orang yang memiliki hubungan sebelum Covid-19 tapi sekarang tidak bahagia dalam pernikahan, akan lebih rentan meningkatkan kualitas perselingkuhan.

“Tingkat frustrasi dengan pasangan meningkat, karena mereka dilarang terlibat dalam kegiatan yang mereka sukai,” katanya.

Masalah yang lebih serius juga diperburuk oleh karantina. “Beberapa perempuan mengalami situasi di mana suaminya bersikap kasar secara emosional, dan kasar secara verbal,” kata praktisi hukum Cheryl New di New & Lowinger.

Alasan lainnya juga diperburuk dengan faktor ekonomi selama masa karantina. Maka untuk mengatasinya, perbaikilah komunikasi dengan pasangan.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Exit mobile version