OJK: 2020, Harus Cari Sumber Pemacu Pertumbuhan Perekonomian

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Gonjang-ganjing perekonomian global diprediksi masih akan berlangsung tahun depan yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia, tak terkecuali Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan Indonesia harus mencermati gejolak perekonomian yang diprediksi masih akan menekan perekonomian dunia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, para pelaku pasar harus meningkatkan ekspor untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 mendatang. Pasalnya, tekanan perekonmian akan berimbas pada industri perbankan yang tahun ini yang mayoritas cenderung melemah.

- Advertisement -

“Kita olah bersama-sama, yang bisa memperluas kesempatan kerja dan memperbesar ekspor. Dan juga kita harus lebih efisien,” ujarnya di kediaman Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Rabu (25/12).

Menurutnya, pemerintah harus terus mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru meskipun ekonomi Indonesia masih dapat bertumbuh dibandingkan dengan negara-negara lain.

- Advertisement -

“Kita gak boleh lengah. Kita harus cari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang harus kita ciptakan,” tuturnya.

Wimboh menyebut, peran pihaknya sebagai regulator dapat berperan serta melalui berbagai kebijakan dalam mempercepat proses perizinan. Sehingga, sektor keuangan dapat proaktif dalam mendongkrak pertumbuhan.

“Prosesnya cepat perizinan kita sinergi seluruh sektor dan untuk sektor keuangan harus lebih proaktif untuk mendorong pertumbuhan,” ucapnya.

Wimboh mengaku, sepanjang tahun ini industri lembaga keuangan tidak begitu menggembirakan. Namun yang perlu disyukuri, ditengah lesunya pertumbuhan ekonomi dunia, Indonesia masih mencatat pertumbuhan yang positif.

“Ya gak apa-apa, inikan juga imbas ekonomi dunia mau gamau akan berimbas kepada kita. Seluruh dunia. Kita masih mending pertumbuhan kita diatas 5 persen. Negara lain lebih parah,” imbuhnya.

Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Gonjang-ganjing perekonomian global diprediksi masih akan berlangsung tahun depan yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia, tak terkecuali Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan Indonesia harus mencermati gejolak perekonomian yang diprediksi masih akan menekan perekonomian dunia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, para pelaku pasar harus meningkatkan ekspor untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 mendatang. Pasalnya, tekanan perekonmian akan berimbas pada industri perbankan yang tahun ini yang mayoritas cenderung melemah.

“Kita olah bersama-sama, yang bisa memperluas kesempatan kerja dan memperbesar ekspor. Dan juga kita harus lebih efisien,” ujarnya di kediaman Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Rabu (25/12).

Menurutnya, pemerintah harus terus mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru meskipun ekonomi Indonesia masih dapat bertumbuh dibandingkan dengan negara-negara lain.

“Kita gak boleh lengah. Kita harus cari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang harus kita ciptakan,” tuturnya.

Wimboh menyebut, peran pihaknya sebagai regulator dapat berperan serta melalui berbagai kebijakan dalam mempercepat proses perizinan. Sehingga, sektor keuangan dapat proaktif dalam mendongkrak pertumbuhan.

“Prosesnya cepat perizinan kita sinergi seluruh sektor dan untuk sektor keuangan harus lebih proaktif untuk mendorong pertumbuhan,” ucapnya.

Wimboh mengaku, sepanjang tahun ini industri lembaga keuangan tidak begitu menggembirakan. Namun yang perlu disyukuri, ditengah lesunya pertumbuhan ekonomi dunia, Indonesia masih mencatat pertumbuhan yang positif.

“Ya gak apa-apa, inikan juga imbas ekonomi dunia mau gamau akan berimbas kepada kita. Seluruh dunia. Kita masih mending pertumbuhan kita diatas 5 persen. Negara lain lebih parah,” imbuhnya.

Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya