Site icon Riau Pos

JCH Riau Berangsur Ziarah ke Raudhah

PASANG GELANG: Jamaah calon haji (JCH) asal Kabupaten Inhil saat melakukan pemasangan gelang di Asrama Haji Embarkasi Antara Riau, Sabtu (6/7/2019).

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Setelah melaksanakan salat arbain, jamaah calon haji (JCH) kloter 1 Riau mulai berangsur ziarah ke Raudhah. Bersimpuh di Raudhah atau taman surga serta ziara ke makam Rasulullah SAW, pastinya jadi impian semua muslim yang berkunjung ke Masjid Nabawi di Kota Madinah.

Raudhah merupakan salah satu tujuan para jamaah melaksanakan ibadah menjelang puncak ibadah haji. Tempat ini juga salah satu pilihan untuk berdoa. Sahabat nabi seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab juga dimakamkan di area masjid itu.

“Hari ini (kemarin, red) jamaah Riau asal Pekanbaru sudah mulai melakukan kegiatan salat arbain. Mulai dari semalam jamaah kloter 2 BTH semuanya berasal dari Pekanbaru sudah mulai melakukan salat arbain di Masjid Nabawi. Dan jamaah sudah mulai ada yang melakukan ziarah di sekitar Masjid Nabawi seperti ke Raudhah, makam Rasulullah SAW dan makam baqi,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Haji dan Umrah Kemenag Pekanbaru Drs H Dahlan MA kepada Riau Pos melalui pesan WhatsApp (WA) dari Madinah.

Ditambahkan Dahlan, jamaah juga sudah diingatkan agar tetap memakai tanda pengenal serta tidak bepergian sendirian. Ia juga menyampaikan jika cuaca saat ini panas.

“Kalau keluar hotel jamaah diminta tetap memakai tanda pengenal terutama gelang dan kartu hotel. Pesan dengan jamaah karena baru sampai supaya kenali lingkungan dengan baik biar tidak tersesat. Jangan pergi sendirian. Makan yang teratur. Karena cuaca panas supaya minum yang cukup,” tambahnya.

Meski sebagian jamaah Riau sudah memahami rangkaian ibadah haji. Jamaah yang sudah sampai juga bakal kembali mendapatkan pemantapan manasik yang didampingi juga konsultan PPIH Arab Saudi. “Ya benar nanti akan ada pemantapan manasik baik oleh pembimbing ibadah kloter maupun pembimbing ibadah dan konsultan ibadah PPIH Arab Saudi,” tuturnya.

Targetkan Sistem Fast Track Haji Fasilitas fast track atau jalur cepat yang disediakan pemerintah Arab Saudi di Bandara Soekarno-Hatta membuat proses imigrasi yang dilalui jamaah haji Embarkasi Jakarta menjadi lebih efisien. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap agar sistem tersebut bisa diterapkan di 12 embarkasi lainnya yang tersebar di berbagai daerah.

JK sendiri meninjau langsung pelaksanaan sistem tersebut saat melepas 388 jamaah calon haji Kloter 1 Embarkasi Jakarta di Terminal 2 D Bandara Soekarno-Hatta, kemarin (7/7). Hadir dalam kesempatan itu Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Yahya Al-Qahthani, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F Sompie.

Kepada media, JK mengatakan sistem tersebut merupakan kemajuan yang memang diperlukan para jamaah. Sebab, selama ini, jamaah haji kerap menghabiskan banyak waktu hanya untuk antre pengurusan administrasi di Jeddah. Nah, dengan diselesaikan di Indonesia, maka jamaah haji tidak perlu antre saat tiba di Saudi.

“Sekarang hanya dalam waktu beberapa menit semuanya sudah selesai dan nanti di Madinah atau di Makkah tidak perlu menunggu,” ujarnya.

Untuk itu, dia menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah Saudi atas fasilitas tersebut. Namun demikian, politikus senior Partai Golkar itu berharap fasilitas tersebut tidak hanya disediakan untuk Embarkasi Jakarta di Bandara Soekarno-Hatta. Namun juga bisa diberikan di daerah lainnya. Apalagi, jamaah haji asal Indonesia menjadi rombongan terbesar.

“Kita harapkan bahwa mudah-mudahan pada tahun depan ini semuanya lancar seperti ini. Ini uji coba dulu ini di sini,” imbuhnya. Sebab, Embarkasi Jakarta baru mengakomodir sebagian kecil dari total 214 ribu jamaah haji Indonesia.

Menteri Agama Lukman Hakim Syarifuddin menambahkan, biasanya, satu kloter memerlukan waktu 4-5 jam untuk menyelesaikan proses imigrasi di Saudi.  “Setiap jamaah direkam retina mata secara biometrik dia harus menatap kamera, lalu kemudian proses paspor harus dilihat, dicek dan sebagainya, jadi seperti itu,” ujarnya.

Sementara terkait potensi sistem tersebut digunakan di Embarkasi lainnya, Lukman menyebut sangat mungkin dilakukan. Hanya saja, itu tergantung dari sikap pemerintah Saudi. Sebab, prinsipnya, urusan imigrasi menjadi domain negara yang dituju. “Karena petugasnya juga dari mereka,” imbuhnya.(ilo/wan/jpg)

Exit mobile version