Site icon Riau Pos

Surga Bukan di La Beneamata

Surga Bukan di La Beneamata

MILAN (RIAUPOS.CO)  —  Apa jadinya jika Inter Milan tak "menyekolahkan" Gabriel Barbosa dan Mauro Icardi pada musim ini? Mungkin serangan Inter akan lebih dahsyat lagi. Bermodalkan duet Lu-La, Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez, Inter sudah menjadi klub terganas di Serie A dengan 29 gol. Duo itu menyuplai 65,5 persen koleksi gol La Beneamata.

Padahal, jika digabungkan, produktivitas Gabigol, julukan Barbosa, dan Icardi lebih dari duet Lu-La. Gabigol bahkan mampu mengoleksi 20 gol di semua ajang dengan Flamengo sejak Agustus lalu. Termasuk dua gol ke gawang River Plate, Ahad (24/11). Bahkan Icardi jadi top scorer Paris Saint-Germain (PSG) dengan 10 golnya.

Maurito, julukan Icardi, melebihi koleksi gol dua mesin gol mahal PSG, Kylian Mbappe dan Neymar. Mbappe sembilan gol dan Neymar baru empat gol. "Icardi dan Gabigol? Bagi tim kami, mereka aset penting," sebut allenatore Inter Antonio Conte kepada DAZN, usai victory di Olimpico Grande Torino, Turin, lawan Torino.

Kedalaman skuad. Ya, itu yang jadi kelemahan Conte musim ini. Selain Lukaku-Lautaro, Inter cuma memiliki dua striker pelapis berusia muda, Sebastiano Esposito dan Matias Fonseca. Esposito 17 tahun dan baru empat kali bermain, sementara Fonseca yang berusia 18 tahun tidak pernah dijajal Conte musim ini.

Gabigol bisa jadi opsi ditarik lagi. Sebab attaccante yang sudah tiga musim beruntun tak dilirik Inter itu akan habis durasi peminjamannya di Flamengo pada akhir Desember nanti. Nah ada peluang bagi Inter mendapat amunisi serangan baru tanpa mengeluarkan sepeser uang pada bursa transfer Januari.

Tapi, The Godfather, julukan Conte, tak ingin berspekulasi. ‘"Tergantung seperti apa klub  mengevaluasinya," ungkap Conte yang sudah memainkan 23 pemain di semua ajang musim ini tersebut. La Gazzetta dello Sport melaporkan, Inter menaikkan tawaran kepada Flamengo andai masih ingin memiliki Gabigol.

Bulan lalu, CEO Inter Beppe Marotta hanya meminta Flamengo membayar EUR 22 juta (Rp341,6 miliar) untuk mempermanenkan kontrak Gabigol. Pasca final kemarin nilai tebusnya juga melejit antara EUR 35 juta (Rp543,4 miliar) sampai EUR 40 juta (Rp621,1 miliar). "Nilai yang setara dengan apa yang dia berikan," klaim Marotta.

Apa yang terjadi dengan Gabigol itu mengingatkan ketika Inter "menyekolahkan" Goran Pandev ke Napoli musim panas 2011. Di Napoli, Pandev malah menggila.(ren/jpg)

Exit mobile version