Site icon Riau Pos

Menguat, Dugaan Yosua Ditembak dari Jarak Dekat

menguat-dugaan-yosua-ditembak-dari-jarak-dekat

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dugaan bahwa Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas ditembak dari jarak dekat, bukan karena tembak-menembak, terus menguat. Kuasa hukum keluarga Yosua mengonfirmasi kabar tersebut setelah mendapat hasil autopsi kedua dari tim dokter forensik.

Kuasa hukum keluarga Yosua, Kamaruddin Simanjuntak, mendapatkan hasil otopsi ulang tersebut belum lama ini. Dari situ diketahui, Yosua diduga ditembak dari belakang kepala yang tembus sampai ke hidung. Hasil otopsi juga menemukan enam retakan di kepala. ”Ini jelas membantah bahwa ada tembak-menembak dari atas ke bawah,” ujarnya kemarin (30/7).

Sebelumnya, Polri memang menyebut Yosua terlibat baku tembak dengan Bharada E. Bharada E disebutkan berada di tangga lantai 2, sedangkan Yosua di bawah.

Kamaruddin menjelaskan, berdasar catatan yang diperoleh dari hasil autopsi ulang di RSUD Sungai Bahar itu, tidak terdapat organ jaringan otak Yosua di dalam kepala. Melainkan di dalam dada. Jaringan otak tersebut terbungkus plastik. ”Plastik itu, ketika diangkat, ternyata jaringan otak. Jadi, otak (Yosua, Red) itu ada di dada,” ungkapnya.

Kamaruddin menambahkan, autopsi ulang tersebut juga menemukan bahwa ada luka bekas tembakan dari arah bawah tulang rahang kanan lurus ke bibir atas kiri dengan sudut 45 derajat. Tembakan itu diduga kuat mengakibatkan susunan gigi dan rahang Yosua berantakan hingga ada bagian leher dengan bekas jahitan.

Luka tembakan kedua itu juga menguatkan dugaan bahwa Yosua ditembak dari jarak dekat. Sebab, secara logika, agak sulit dipercaya jika insiden tembak-menembak dari atas ke bawah bisa mengakibatkan luka tembak semacam itu. ”Tembak-menembak itu kan pasti saling berhadapan,” papar advokat yang masih punya hubungan keluarga dengan ibu Yosua tersebut.

Selain di bagian kepala, Kamaruddin mengungkapkan temuan bekas tembakan ketiga di dada kiri. Sudut tembakannya lurus. Sementara, di dada kanan tidak ditemukan luka bekas tembakan. Luka bekas peluru juga ditemukan di lengan bawah sebelah kiri samping kanan. Di bagian tersebut, luka tembak yang masuk sedalam 6 cm.

Dengan begitu, total keseluruhan ada empat peluru yang ditemukan dalam otopsi ulang tersebut. Kamaruddin menuturkan, sebagian besar hasil otopsi itu akan diteliti di Jakarta. Jadi, bekas luka yang banyak ditemukan di sekujur tubuh mendiang Yosua belum bisa disimpulkan.

”Yang bisa dilihat itu yang memang kasat mata,” katanya.

Sementara itu, Komisioner Bidang Pemantauan/Penyelidikan Komnas HAM M Choirul Anam menyampaikan, pihaknya akan kembali melanjutkan pemeriksaan untuk membuat terang peristiwa meninggalnya Yosua. Sejauh ini Komnas HAM mendalami keterangan sejumlah pihak yang dipanggil sebelumnya.

Soal tes PCR Irjen Ferdy Sambo, Anam menegaskan bahwa pihaknya sampai saat ini belum bisa menyimpulkan Kadivpropam (nonaktif) Polri tersebut menjalani tes PCR atau tidak.

”PCR Pak Sambo akan kami konfirmasi ketika kami memeriksa Pak Sambo, termasuk akan kami dalami apakah Pak Sambo masuk dalam rombongan (dari Magelang) atau tidak,” paparnya kemarin.

Beberapa pihak yang akan dipanggil lagi oleh Komnas HAM adalah petugas Digital Forensik dan Siber Polri. Ajudan Sambo dan beberapa orang dekatnya juga kembali dimintai keterangan pekan ini. ”Habis itu, kami akan mengecek balistik dan soal-soal yang diperlukan untuk membuat terang peristiwa,” ungkapnya.

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi mengungkapkan, pihaknya sudah bertemu dengan istri Sambo, Putri Chandrawati, pada Sabtu (16/7). Dalam pertemuan itu, Putri belum bisa dimintai keterangan perihal insiden tewasnya Yosua di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli tersebut. Sebab, Putri masih tampak terguncang. Meski begitu, pihaknya kembali merencanakan bertemu dengan Putri guna menggali keterangan.(tyo/c14/oni/jpg)

 

Exit mobile version