Site icon Riau Pos

Beban Tol Cipularang Harus Dikurangi

beban-tol-cipularang-harus-dikurangi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta Jasa Marga untuk sementara mengurangi beban jalan di ruas tol Cipularang. Lahan tersebut diketahui longsor pada tanggal 11 Februari lalu.

Saat ini lereng yang longsor terdapat di samping jalur A dan B Cipularangan KM 118+600 di  Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Meskipun sempat dikabarkan terancam putus, Jasa Marga menyatakan bahwa jalan tol masih aman dilalui dan saat ini tengah dilakukan perkuatan lereng.

Penyelidik Bumi PVMBG Anjar Hariwaseso mengungkapkan bahwa jumlah pepohonan atau vegetasi di penyerap dan penahan lereng di lokasi memang minim. Selain itu, tanah lereng di kanan kiri jalan lebih banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian basah. Kondisi ini menyebabkan tanah jenuh air.

Untuk itulah, menurut Anjar, hal yang bisa dilakukan sementara adalah mengurangi sebanyak mungkin kandungan air tanah tersebut.

"Kami sudah mengimbau Jasa Marga untuk segera mengeringkan genangan baik di utara maupun di selatan jalan tol, melancarkan saluran air yang terhambat dan kontinyu memantau retakan dan kemunculan rembesan/mata air. Supaya pergerakan tanahnya tidak berkembang," jelas Anjar kemarin (16/2)

Selain itu, Anjar mengatakan pihaknya sudah memberikan rekomendasi untuk sementara mengurangi beban jalan tol. “Pengurangan beban bisa dilakukan dengan mengurangi beban air. Tapi mengurangi getaran (yang muncul dari kendaraan, red) juga bisa,” jelasnya.  

Selain itu, kata Anjar perlu melakukan monitoring deformasi lapisan tanah di bawah jalan tol. Hal ini mengantisipasi potensi adanya perubahan ketinggian (elevasi). Karena jika ini terjadi, permukaan jalan tol bisa bergelombang bahkan retak. "Bisa dilakukan sedini mungkin jangan menunggu sampai retak atau bergelombang," katanya.

Sementara itu, Jasa Marga membantah bahwa terjadi longsor susulan di KM 118.  General Manager PT Jasa Marga cabang Purbaleunyi Pratomo Bimawan Putra  menegaskan bahwa saat ini tidak ada longsor lanjutan.

Kejadian longsor satu-satunya terjadi Selasa, tanggal 11 Februari 2020 dan pihaknya  telah melakukan serangkaian perbaikan. “Kami menjamin kondisi Jalan Tol Cipularang tersebut, tepatnya di Km 118+600, dapat dilintasi oleh pengguna jalan, baik yang menuju ke arah Bandung maupun yang ke arah Jakarta dengan aman,” jelas Bima kemarin.

Bima mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pemasangan dolken/cerucuk dan sandbag, pemasangan terpal untuk menghindari meresapnya air hujan secara langsung, pengaliran drainase air hujan, serta menyiagakan petugas pengawasan.

Bima mengatakan pengujian sondir pada area longsoran untuk mengetahui karakteristik tanah sudah dilakukan. Selanjutnya direncanakan untuk penanganan lereng dengan melakukan perkuatan dengan boredpile dan retaining wall untuk menstabilkan kondisi lereng, serta melakukan penataan saluran air dan perbaikan saluran irigasi.(tau/jpg)

Exit mobile version