Site icon Riau Pos

Rebut Michigan, Biden Berpeluang Besar Menang

DELAWARE (RIAUPOS.CO) – Capres dari Partai Demokrat, Joe Biden, semakin optimis meraih kemenangan di Pilpres AS 2020 setelah berhasil merebut suara di Michigan. 

Pada pilpres 2016, Michigan merupakan lumbung suara elektoral bagi Donald Trump. Dalam hasil perhitungan suara di Negara Bagian Michigan yang dirilis oleh Bloomberg dan Fox News, Kamis (5/11/2020) pagi WIB, Biden memperoleh suara populer sebanyak 2.688.604 atau 49.8 persen dari jumlah pemilih di negara bagian Michigan. Sedangkan calon petahana Donald Trump mendapat 2.618.093 suara atau 48,58 persen. 

Hasil tersebut sangat penting bagi Biden, pasalnya dengan tambahan 16 suara elektoral dari negara bagian Michigan dia semakin dekat ke ambang kemenangan Pilpres AS 2020. 

Mantan wapres era Barack Obama itu kini telah mengumpulkan 264 suara elektoral, atau hanya butuh enam tambahan suara elektoral lagi untuk mencapai ambanga batas 270 suara elektoral. 

Kemenangan di Michigan terbilang mengejutkan, pada pilpres 2016 kemenangan Donald Trump turut didongkrak oleh suara elektoral dari negara bagian di utara Amerika Serikat itu. 

"Di Michigan, kami memimpin dengan lebih dari 35.000 suara dan itu meningkat–secara substansi marginnya lebih besar daripada kemenangan Presiden Trump pada 2016," kata Biden di kediamannya di Delaware dikutip dari AFP.

Biden berpeluang besar mendulang tambahan 6 suara elektoral dari negara bagian Nevada. Saat ini, Biden masih memimpin atas Trump dalam perhitungan suara sementara di negara bagian itu. Namun demikian, Biden tak ingin terlalu dini mendeklarasikan kemenangan sebelum ada pengumuman resmi. 

"Setelah malam perhitungan yang panjang, jelas kami sudah cukup memenangkan negara-negara bagian untuk mencapai 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk menjadi presiden," lanjutnya. 

"Saya berada di sini bukan untuk menyatakan kemenangan. Tetapi, saya disini untuk melaporkan, saat perhitungan selesai, kami percaya kami akan menjadi pemenang," ujarnya. 

Sumber: AFP/Foxs News/Bloomberg
Editor: Hary B Koriun

Exit mobile version