Site icon Riau Pos

900 Ton Sampah Dibuang ke TPA Setiap Hari

Tumpukan sampah yang belum diangkut di bahu Jalan Pepaya, Kecamatan Sukajadi yang menimbulkan bau busuk, Selasa (21/5/2024). (MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru Ingot Ahmat Hutasuhut menyebut, jumlah sampah yang diangkut ke TPA Muara Fajar terus meningkat. Saat ini, setiap harinya, sampah yang dibuang ke TPA Muara Fajar sudah mencapai 900 ton.

”Total sampah rumah tangga yang diangkut ke TPA Muara Fajar setiap harinya mencapai 900 ton. Ada sekitar 328.500 ton sampah dalam satu tahun,” sebut Ingot, Selasa (21/5).

Untuk itu, ia mengatakan, pihaknya terus berupaya agar jumlah sampah yang dibuang ke TPA bisa terus berkurang. Di awali dengan pengurangan sampah di hulu atau sumber sampah. Saat ini tengah dilakukan berbagai metode. Seperti membuat kompos, menyediakan TPS 3R, dan industri pengolahan sampah lainnya.

Selain itu, DLHK juga sedang mencoba membuka perspektif baru dalam pengelolaan sampah. Di mana terdapat beberapa rencana dalam upaya pengurangan sampah di hulu. Di mana DLHK menargetkan sampah bisa berkurang di hulu sebanyak 30 persen.

”Sampah diharapkan sudah tereduksi di hulu. Target kami tahun ini bisa dikurangi hingga 30
persen,” ucapnya.

Ia menjelaskan, saat ini tidak hanya bicara tentang cara memindahkan sampah dari kota ke TPA. Tapi harus mencari solusi tentang pengurangan sampah dari hulu dengan mendorong kegiatan-kegiatan reduksi sampah anorganik.

Tak hanya itu, lanjut Ingot saat ini DLHK juga sedang menyiapkan program sedekah yang dikelola dari sampah berbasis rumah ibadah.

Langkah nyata ini sudah dilakukan oleh DLHK dengan telah melakukan kesepakatan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI)  Pekanbaru dan beberapa pengurus masjid di Pekanbaru.

”Ya jika ini memungkinkan maka jemaah rumah ibadah diharapkan bisa mengumpulkan sampah anorganik. Sampah anorganik ini bisa dijual dan pengurus rumah ibadah menyediakan tempat sampah anorganik ini,” katanya.

Nantinya dijelaskan Ingot lagi, setelah sampah anorganik ini terkumpul akan diambil oleh petugas  bank sampah. Dimana  sampah anorganik kemudian dikonversi dalam bentuk uang.

”Kita ingin mencipta cara baru dalam memandang sampah. Karena sampah anorganik itu jika ditangan yang tepat akan menghasilkan income yang bisa digunakan untuk berbagai kegiatan mulai. Dan uangnya bisa saja menjadi kas rumah ibadah,” ulasnya.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota

Exit mobile version