SIAK (RIAUPOS.CO) – Kabupaten Siak memiliki 51 persen lahan gambut dari luas Kabupaten Siak 8.556 kilometer per segi. Lahan gambut sangat rentan terjadinya karhutla jika terjadi musim kemarau.
Saat ini, ada 67 kampung yang rawan karhutla dari 122 desa. Bupati Alfedri meminta masyarakat peduli api (MPA) berperan menyosialisasikan kepada masyarakat terutama pemilik kebun, bahaya karhutla.
Bupati Alfedri berharap pada tahun ini tidak ada titik api. Apel yang digelar di halaman Mapolres kemarin, diharapkan Bupati sebagai upaya terpadu dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Setiap instansi dan pemangku kepentingan yang tergabung di dalam komando satuan tugas kebakaran hutan dan lahan potensial dapat mempersiapkan segala sesuatunya, sesuai sarana dan prasarana serta sumber daya yang ada," ucap Bupati Alfedri.

Saat ini memasuki musim kemarau periode ke dua, antara Mei hingga September 2022. Ada 12 titik api, dengan luasan lahan yang terbakar 20,5 hektare di Kabupaten Siak.
"Mari bersama bersiap menangani karhutla. Meski semuanya tahu, lebih baik melakukan pencegahan daripada mengatasi," ucap Bupati Alfedri.
Upaya pencegahan yang dilakukan dengan cara sosialisasi, imbauan kepada masyarakat untuk bersama-sama mencegah karhutla. Melakukan kegiatan pengelolaan lahan lambut yang ramah lingkungan.
Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto menambahkan bahwa semua harus selalu siap kapan pun dalam menangani karhutla.
"Kebakaran hutan dan lahan ini tidak bisa diprediksi kapan dan di mana akan terjadi, jadi kita dituntut selalu siap untuk melakukan penanganan," kata Kapolres Gunar.
Kapolres Gunar juga mengajak untuk bersama menjaga hutan agar tidak terjadi bencana kebakaran yang menyebabkan munculnya kabut asap.(hen)
Laporan MONANG LUBIS, Siak