JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Setelah melalui tujuh turnamen bersama, pasangan ganda putra Indonesia Muhammad Shohibul Fikri dan Fajar Alfian akhirnya resmi dipatenkan oleh PBSI.
Langkah ini diambil setelah performa keduanya dinilai cukup menjanjikan, dengan catatan satu gelar juara dan tiga kali finis sebagai runner-up dari tujuh turnamen yang dijalani bersama.
Fikri mengaku lega dengan keputusan ini, meski tetap menatapnya sebagai tanggung jawab besar.
“Rasanya lega, tapi ya biasa saja. Yang penting sekarang saya punya tanggung jawab baru. Dengan Aa Fajar, saya harus bisa tampil lebih baik lagi,” ujarnya.
Menurut Fikri, hasil yang diraih sejauh ini masih bisa ditingkatkan. “Sayang memang belum bisa menang di beberapa final. Tapi dari segi performa, saya sudah berusaha maksimal dan chemistry kami juga makin solid, baik di luar maupun di dalam lapangan,” jelasnya.
Terkait status barunya sebagai pasangan tetap, Fikri mengaku tidak ingin terbebani. Ia berusaha menjaga mental dan fokus pada peningkatan performa.
“Tekanannya pasti berbeda, tapi saya ingin tetap tenang. Minimal bisa konsisten tampil sampai final atau semifinal,” tambahnya.
Sementara itu, keduanya harus absen di turnamen BWF World Tour Super 500 Kumamoto Masters Japan 2025 karena terkendala proses visa.
Kabid Binpres PBSI Eng Hian menjelaskan bahwa Fajar/Fikri sebenarnya dijadwalkan bertanding di Jepang, namun proses pembuatan visa entertainer yang menjadi syarat wajib bagi pemain, pelatih, dan tim pendukung tidak bisa diselesaikan tepat waktu.
“Proses pembuatan visa Jepang memakan waktu cukup lama, jadi kami harus menyesuaikan program keberangkatan pemain,” terang Eng Hian, Senin (11/11).
Meski batal tampil di Jepang, duet Fajar/Fikri akan tetap menjalani latihan intensif di Pelatnas Cipayung untuk persiapan turnamen berikutnya.(raf/bas/jpg)



