Site icon Riau Pos

Godzilla vs Kong, Pertarungan Sengit Sambut Penonton di Bioskop

godzilla-vs-kong-pertarungan-sengit-sambut-penonton-di-bioskop

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perilisan Godzilla vs Kong menghadirkan pilihan segar dalam menonton bioskop pada masa pandemi. Keseruan, ketegangan, dan fiksi ilmiah digabung, menciptakan tontonan yang menghibur. Ditambah, ada sosok baru yang justru menjadi kejutan di film.

FILM diawali dengan Kong yang berada di sebuah fasilitas pengamanan di Skull Island. Rupanya, tim pengawas dan peneliti kera raksasa itu sedang berupaya mencari suaka sekaligus rumah teraman bagi Kong. Mereka mendengar kabar bahwa mungkin Kong berasal dari sebuah tempat di perut bumi yang bernama Hollow Earth.

Di sisi lain, Godzilla yang semula meninggalkan dunia manusia dengan damai tiba-tiba kembali menyerang. Salah satu yang ingin disasarnya adalah Apex, sebuah perusahaan teknologi yang salah satu tujuannya adalah mengatasi masalah akibat Titan –makhluk raksasa macam Kong dan Godzilla.

Ketika tim pengawas Kong hendak membawa sang kera ke Hollow Earth, mereka berpapasan dengan Godzilla. Dua Titan pun bertikai, di mana pada akhirnya Godzilla kembali ke dalam laut dan tim pengawas Kong berhasil membawa Kong ke Hollow Earth.

Namun, kembalinya Kong ke Hollow Earth malah menimbulkan masalah baru. Sebuah artefak kuno malah membawanya kembali bertemu Godzilla, yang kembali menyerang Hongkong, tempat markas Apex berada. Pertarungan dahsyat kedua Titan tidak terelakkan sehingga mengakibatkan Hongkong porak-poranda.

Di tengah pertempuran dahsyat, Kong dan Godzilla tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang mengawasi mereka. Sesosok teror yang diciptakan Apex dengan tujuan menjadikan manusia sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Di situlah pertarungan sesungguhnya dimulai, yang menjadi bagian paling seru di film berdurasi 113 menit itu.

Bagi penggemar film fiksi ilmiah yang berkutat soal monster raksasa, menonton Godzilla vs Kong memang cukup mengasyikkan. Dua monster ikonik akhirnya bertemu dan terlibat pertarungan epik. Namun, harap bersabar. Sebab, babak cerita yang mempertemukan keduanya berada di bagian tengah dan menjelang akhir film.

Pemaparan cerita yang cukup panjang disebut John Lui, kritikus film dari The Straits Time, sebagai kelemahan film tersebut. Juga, sejumlah hal yang malah membingungkan penonton lantaran tidak fokus pada inti cerita Godzilla melawan Kong. Misalnya, pengembalian Kong ke Hollow Earth.

Godzilla dan Kong digambarkan hanya saling serang dan saling tatap. Alasan ”persaingan legendaris” keduanya –yang sempat disebutkan beberapa kali di film– juga tidak dielaborasi. 

”Pertemuan dan persaingan keduanya seolah-olah hanya menunjukkan ambisi pembuat film untuk sebuah crossover yang dahsyat,” tulis John Nugent, kritikus Empire.

Meski demikian, adegan pertarungan Godzilla dan Kong memang cukup menegangkan. Berkat efek visual yang memukau, pertarungan keduanya terasa seru dan menggelegar meski alasannya kurang jelas. 

”Pokoknya para monster menjadi bintang utama dari film ini,” ujar Gabriela Meza, kolumnis film Fuera de Foco.

Di tengah keseruan pertarungan antarmonster, performa para cast juga cukup memukau. Di antaranya, Millie Bobby Brown yang berperan sebagai Madison.

”Karena semua monster di sini menggunakan teknologi green screen, aku harus pandai-pandai membayangkannya sambil berakting,” ujar Brown kepada The Sydney Morning Herald.

Secara keseluruhan, Godzilla vs Kong tidak menawarkan sesuatu yang baru selain pertempuran dan petualangan fiksi ilmiah yang kerap ditemui di film lain. Pola kemunculan sosok jahat lain yang menghentikan pertarungan dua Titan pun terlalu mudah ditebak.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Eka G Putra

Exit mobile version