Site icon Riau Pos

Delegasi Prancis Kunjungi Taiwan Lagi, Tak Takut Ancaman Cina

delegasi-prancis-kunjungi-taiwan-lagi-tak-takut-ancaman-cina

PARIS (RIAUPOS.CO) – Delegasi anggota parlemen Prancis mengunjungi Taiwan untuk kedua kalinya pada Rabu (15/12/2021), langkah yang dianggap sebagai upaya negara Barat melawan ancaman Cina.

Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan, sebanyak enam anggota parlemen dari Majelis Nasional Prancis akan bertemu Presiden Tsai Ing-wen, dan pejabat tinggi lain dalam kunjungan selama lima hari. Mereka akan kembali ke Prancis pada Ahad (19/12).

Ini merupakan kali kedua anggota parlemen Prancis menyambangi Taiwan. Agenda ini juga merupakan kunjungan terbaru dari serangkaian perjalanan politikus Eropa dan Amerika ke Taiwan, yang selalu memicu kemarahan Beijing.

Pada Oktober lalu, delegasi Prancis mengunjungi Taiwan untuk pertama kalinya. Kunjungan itu dipimpin Alain Richard, anggota Parlemen Majelis Nasional.

Saat itu, Cina mengecam tindakan Prancis. Beijing juga menyebut delegasi itu merusak hubungan kedua negara.

Delegasi Prancis itu tetap melakukan kunjungan meskipun ada peringatan dari Cina. Selama perjalanan, Richard juga berulang kali menyebut Taiwan sebagai "negara."

Perselisihan Taiwan dan Cina memang tak berkesudahan. Beijing menganggap pulau itu bagian dari kedaulatan mereka, tapi Taipei bersikeras ingin lepas dari Negeri Tirai Bambu.

Sejak Tsai memimpin, Taiwan semakin keras menunjukkan tekad untuk merdeka. Beijing pun kian keras menekan, juga mencegah negara lain mendekat ke Tapiei.

Langkah lain ditempuh Cina untuk menunjukkan kekuatannya adalah dengan mengerahkan jet tempur ke wilayah pertahanan udara Taiwan nyaris setiap hari. Oktober lalu, pengerahan itu mencapai rekor dengan 150 pesawat tempur dalam sehari.

Menhan Taiwan telah memperingatkan ketegangan militer antara pulau itu dan Cina berada pada titik tertinggi dalam empat dekade.

Di tengah ancaman itu, Taiwan mendulang dukungan dari sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat beserta negara sekutunya, seperti Prancis.

Sumber: AFP/Reuters/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

Exit mobile version