Site icon Riau Pos

Peran Akupunktur untuk Neuropati Diabetika

peran-akupunktur-untuk-neuropati-diabetika

Akupunktur medik adalah salah satu cabang ilmu kedokteran berupa perangsangan pada titik-titik tertentu di permukaan tubuh berlandaskan ilmu biomedik untuk mengobati berbagai penyakit yang berhubungan dengan syaraf, hormonal/endokrin dan imunitas.

Salah satunya untuk mengurangi gejala neuropati diabetika.  Dimana, neuropati diabetika sendiri merupakan gejala atau tanda dari disfungsi saraf penderita diabetes tanpa ada penyebab lain selain diabetes melitus (setelah dilakukan eksklusi penyebab lainnya).

Neuropati diabetika merupakan komplikasi terbanyak dari diabetes melitus tipe II. Gejala yang dirasakan pasien neuropati diabetika adalah mati rasa atau baal, kesemutan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, rasa terbakar, jalan yang tidak seimbang, infeksi yang berulang, ulkus yang sulit sembuh.

Hal tersebut bisa menyebabkan amputasi dan menurunkan kualitas hidup penderita. Salah satu terapi untuk mengatasi gejala neuropati diabetika adalah akupunktur medik, yang mana akupunktur ini merupakan terapi yang berdampingan dengan obat-obatan.

Akupunktur mengurangi gejala neuropati diabetika dengan cara mengurangi nyeri, mengendalikan inflamasi, meregenerasi saraf, melancarkan aliran darah dan memperbaiki kecepatan hantaran saraf, selain itu akupunktur medik juga dapat membantu mengendalikan gula darah. Akupunktur medik memiliki berbagai modalitas untuk mengurangi gejala-gejala neuropati diabetika, yaitu akupunktur manual (penggunaan jarum), elektro akupunktur (penggunaan alat listrik) dan laserpunktur.

Adapun keunggulan laserpunktur adalah aman, tidak nyeri, tidak menyebabkan infeksi, tidak invasif, mudah dalam penggunaan, dan menghemat waktu. Untuk keamanan pada penggunaan laserpunktur, dokter dan pasien menggunakan kacamata khusus untuk menghindari kerusakan mata.

Penelitian oleh Dwiputri, R, Ekofitranto, R, dkk yang dilakukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada pasien neuropati diabetika yang diterapi dengan laserpunktur dan obat menunjukkan pengurangan nyeri, perbaikan kecepatan hantaran saraf tepi tungkai bawah dan perbaikan kualitas hidup.  Selain modalitas di atas, pasien juga bisa melalukan akupresure di rumah dengan menekan titik-titik ST36, SP6, KI3, LR3.

Setiap titik ditekan selama 5 menit, penekanan selama 10 detik dengan jeda 2 detik di antara penekanan, dilakukan setiap hari, 1 hari sekali. Berdasarkan penelitian, hal tersebut dapat membantu mengurangi kadar gula darah puasa. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya akupunktur dilakukan rutin minimal 2 kali seminggu. Akupunktur memiliki efek samping yang minimal berupa nyeri, pegal, hematoma bila terkena pembuluh darah.***

 

Exit mobile version