Site icon Riau Pos

Sajikan Kuliner dan Tradisi Lokal, Warga Siap Kelola Wisata

juprison/riau pos CICIPI KULINER LOKAL: Sejumlah wisatawan asing bersama warga mencicipi kuliner lokal atau yang biasa disebut konji anak loba saat mengunjugi kawasan cagar budaya di Desa Koto Sentajo, Sentajo Raya, baru-baru ini.

(RIAUPOS.CO) — Kunjungan wisatawan mancanegara ini didampingi langsung Himpunan Pariwisata Indonesia dan Domestik dari Fakultas Teknik Universitas Riau dalam rangka menyemarakkan dan mempromosikan tradisi pacu jalur ke publik dunia. Tepat hari ketiga pelaksanaan FPJ 2019 di Tepian Narosa Telukkuantan, Sabtu (24/8) lalu.

Wisman itu berasal dari berbagai negara. Ada dari Amerika Serikat 11 orang, Australia sebanyak 2 orang. Dari Malaysia berjumlah 10 orang. Ditambah travel agent dan tour berjumlah 8 orang dan anggota sebanyak 4 orang. 

Kedatangan mereka disambut perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing dan Camat Sentajo Raya Herman Susilo SSos MSi beserta para kepala desa se-Kenegerian Sentajo dan ketua BPD beserta anggota. 

Serta ada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis Koto Sentajo). Dengan iringan rarak (musik tradisional) sebagai sajian atraksi menambah semarak penyambutan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kunjungan wisman ke Kuantan Singingi.

“Kami (warga, red) menyatakan siap dalam mengelola paket wisata secara lokal mau nasional karena faktor kedekatan budaya, namun untuk skala internasional diperlukan faktor-faktor pendukung lainnya. Apalagi kedatangan rombongan turis asing itu sifatnya dadakan meskipun hal tersebut mengundang kepanikan tetapi seluruh pemangku kepentingan dari pemerintah daerah hingga desa siap,” ujar Kaur Umum Desa Koto Sentajo, Madiyusman.

Baginya, kedatangan wisatawan asing memberikan stimulasi bagi warga yang mulai beradaptasi dengan turis asing sehingga secara mental warga menjadi lebih siap jika ada wisman berkunjung ke Koto Senjato.

Salah seorang wisatawan asing, John Thorne (35) asal Australia memaparkan kekagumannya (dalam Bahasa Indonesia) melihat Desa Koto Sentajo yang kental dengan nuansa adat-istiadanya. Dan tradisinya yang unik.

“Walaupun capek (dalam) perjalanan. Tetapi terobati dengan saya melihat arsitektur rumah adat ini cukup unik juga, rapi. Ada ukirannya juga. Masyarakat juga spontan dan tidak dibuat-buat, semua sederhana dan mengesankan,” diakuinya.

Tak henti sampai disitu saja, kuliner khas Sentajo juga disajikan saat makan siang di Rumah Godang Patopang. Seperti otun udang, ikan pantau dan konji anak loba. Rombongan wisatawan domestik dalam rangka memeriahkan satu dekade Program Studi (Prodi) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau mengadakan kegiatan Architectur On The Village ini pun memuji kuliner lokal tersebut.***

 

Laporan JUPRISON, Telukkuantan

Exit mobile version