Site icon Riau Pos

Pemko Diminta Gencar Sosialisasikan Program

Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Zulkarnain SE MSi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tahun 2024 ini, sedikitnya ada lima program Pemko Pekanbaru di bawah kepemimpinan Penjabat Wali Kota (Pj Wako) Pekanbaru Muflihun dinilai bagus dan menyentuh langsung ke masyarakat. Untuk itu, pemko diminta gencar melakukan sosialisasi agar program tersebut bisa benar-benar diketahui dan dimanfaatkan warga Kota Bertuah.

Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Zulkarnain SE MSi mengatakan, program unggulan Pemko Pekanbaru itu di antaranya, beasiswa, santunan kematian, subsidi bunga pinjaman bank untuk pelaku UMKM, program Universal Health Coverage (UHC), serta doctor on call atau program kunjungan rumah masyarakat hidup sehat (Kurma Manis).

”Program ini sebenarnya sudah jalan sejak tahun lalu (2023, red). Kami sangat mendukungnya. Tapi memang masih ada masyarakat yang tidak tahu. Bahkan sebagian pejabat eselon juga ada yang tak paham, terutama soal UHC yang wajib dijalankan,” ungkap Zulkarnain, Ahad (28/1).

Ia menambahkan, agar program ini benar-benar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, maka perlu dilakukan sosialisasi dengan maksimal. Termasuk dengan merangkul semua perangkat pemerintahan di kelurahan dan kecamatan.

”Termasuk melibatkan ketua RT dan ketua RW. Jan jangan hanya seremoni saja. Tentu akan mubazir,” tegasnya.

Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan selama ini belum tepat sasaran. Ia mengusulkan, agar sosialisasi dilakukan dengan door to door. ”Atau bisa menggunakan media masa dalam menyampaikan informasinya. Namun masyarakat Pekanbaru ada yang perlu didatangi langsung,” sebutnya.

Ditegaskan Zulkarnain, semua program andalan tersebut memang sangat diperlukan masyarakat. Apalagi program UHC yang diyakini sebagai prioritas paling dinantikan masyarakat.

Ia berharap semua fasilitas kesehatan (faskes) bisa memberitahu masyarakat soal program UHC. Apakah melalui pengumuman di puskesmas, rumah sakit, atau melalui kader posyandu.

”Untuk UHC ini, masyarakat sebagian tahu, ada juga yang belum. Tapi karena pengalaman kawan-kawan yang lain pernah ditolak faskes, akhirnya masyarakat ragu. Makanya penting sosialisasi yang tepat sasaran ini,” sebutnya.(gus)

Exit mobile version