PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Beberapa tahun terakhir ini sering terdengar dari perusahaan sondir di Pekanbaru bahwa mereka melakukan sondir di area gedung atau rumah yang sudah selesai dibangun. Lalu buat apa? Menurut penjelasan Pengamat Perkotaan dan juga dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Islam Riau Ir Rony Ardiansyah MT IP-U, data sondir dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah pondasi yang ada (existing) aman atau tidak terhadap beban yang bekerja. Terus! Bila sudah dievaluasi, katakanlah pondasi 'tidak aman'. Lantas mau diapain?
Sering sekali mendengar adanya pekerjaan penyondiran di lahan tanah bangunan existing, tetapi rasanya belum pernah mendengar adalah analisis kekuatan pondasi bangunan yang ada (existing) yang diminta sebagai persyaratan pengurusan IMB-nya. Apalagi, mendengar adanya bangunan existing yang diperkuat, karena hasil evaluasi menunjukkan pondasi bangunan itu tidak kuat terhadap beban yang bekerja.
Lalu untuk apa hanya disyaratkan ada data sondir, bila tidak disyaratkan harus ada evaluasi analisis struktur dan tindakan bila hasil evaluasi menunjukkan pondasi tidak aman. Ibarat orang sakit hanya di-rongent, tetapi tidak didiagnosa penyakitnya apa, tidak juga diberi obat atau tindakan lainnya. Bukankah ini pekerjaan sia-sia? Syarat sondir tanpa evaluasi dan analisis adalah pekerjaan sia-sia, menambah beban pemilik bangunan existing. Bukankah begitu? Bila tidak ada persyaratan evaluasi kekuatan pondasi bangunan existing, tidak perlu diadakan persyaratan sondir untuk mengurus IMB bangunan existing. Tidak perlu memberatkan masyarakat untuk mendapatkan data yang tidak dimanfaatkan.
Mungkin masih banyak masyarakat yang belum tahu apa dan bagaimana pekerjaan sondir. Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Dalam uji sondir, alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimut silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis. Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil.
Pondasi merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban langsung ke dalam lapisan tanah. Jika kondisi tanah di bawah struktur cukup kuat dan mampu mendukung beban yang ada berarti pondasi plat setempat dapat digunakan untuk menyalurkan beban. Di lain pihak, seandainya kondisi tanah permukaan adalah lunak berarti tiang atau pier dapat digunakan untuk menyalurkan beban lebih dalam pada kondisi tanah yang paling sesuai.
Dijelaskan Rony, uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para praktisi pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya. Untuk memperoleh pondasi yang kuat dengan biaya wajar dan masih dalam batas ekonomis, harus terlebih dahulu mengetahui kondisi tanah dasar bangunan di mana bangunan akan dibangun.
Penggunaan uji sondir dewasa ini, menentukan profil tanah dan mengidentifikasi perilakunya; merupakan pelengkap bagi informasi dari pengeboran tanah; mengevaluasi karakteristik (indirect) menentukan daya dukung pondasi (direct). Menentukan penurunan pondasi, dan mengevaluasi pemadatan tanah; serta mengevaluasi potensial pencairan tanah pasiran.(jrr)