PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit periode 9-15 Oktober mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur. Jumlah kenaikan terbesar pada kelompok umur 10-20 tahun yang mengalami kenaikan harga sebesar Rp6,29 per Kg dari harga minggu lalu, sehingga harga TBS periode saat ini menjadi Rp1.421,74 per Kg.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Riau Ferry Hc mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal, kenaikan harga TBS periode ini disebabkan oleh kenaikan harga jual CPO dan Kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data.
"Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikan sebesar Rp120,17 per Kg, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp95,00 per Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp185,46 per Kg, dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp95,12 per Kg dari harga minggu lalu," katanya.
Sedangkan untuk harga jual kernel, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan sebesar Rp20,00 per Kg, dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp86,00 per Kg dari harga minggu lalu. Untuk faktor eksternal, yang mempengaruhi kenaikan harga TBS periode ini adalah adanya sentimen positif yang mengerek harga naik di antaranya adalah perbaikan permintaan dan penurunan produksi.
Walau nilai ekspor masih turun namun perbaikan dari sisi permintaan jadi angin segar untuk harga CPO. Malaysia dan Indonesia sebagai negara produsen sawit terbesar di dunia juga terus menggenjot program B20. Selain program tersebut, pernyataan duta besar Perancis untuk Malaysia, Frederic Laplanche yang menyatakan bahwa Eropa masih sangat terbuka dengan produk minyak sawit juga turut menghembuskan angin segar.
"Dari sisi produksi, kekeringan yang melanda Asia Tenggara pada Agustus-September diprediksi akan menyebabkan penurunan produksi di Indonesia dan Malaysia dalam jangka pendek dan menengah. Kekeringan yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan oleh fenomena El Nino yang menyebabkan pemanasan perairan di Samudra Pasifik Timur, membawa cuaca kering di Asia Tenggara," jelasnya.(sol)



