- BEM Fakultas MIPA Unri Ingin Jadikan Riau Pos Media Partner
- Belum Ada Sanggahan pada Hasil Pilkades Serentak di Inhu
- Antrean Premium di SPBU, Pertamina Heran
- Perluas Pengawasan Warga Buang Sampah
- Jalan Bergelombang Bahayakan Pengendara Bermotor
- Pejabat PU hingga Anggota Dewan Diperiksa KPK
- Toyota All New Rush, Small SUV yang Gagah dan Sporty
- Kemenkes Gelar Bimtek Akreditasi di Klinik Pratama Aisyiyah
- Polres Rohil Ungkap Kawanan Pelaku Pencurian Minyak CPI
- Jangan Kurangi Pelayanan kepada Masyarakat
- Pesona Calon Janda
- Kepala Bapenda Se-Indonesia Tinjau MPP Pekanbaru
- 15 Bocah Mengemis Demi Orang Tua
- Perampok Gasak Uang Pemilik Warung di Minas dan Tembak Dua Sekuriti
- Agung Concern Group Latih Pengelolaan Sampah
ISEI Mengupas Gagasan Pembangunan Ekonomi Bengkalis

BACA JUGA
BENGKALIS (RIAUPOS.CO) -- Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kabupaten Bengkalis gelar Fokus Grup Discussion (FGD), mengupas gagasan pembangunan ekonomi Bakal Calon (Balon) Bupati Bengkalis, Senin (18/11).
Bertempat di Cafe Kahwa menghadirkan Syaukani Al Karim, Syahminan dan Wan Sabri. Berbagai pandangan disampaikan Balon Bupati. Diantaranya pengembangan ekonomi dari berbagai sisi. Baik sektor pertanian, perikanan dan perairan sungai dan lautan. Dibahas juga tentang pengembangan ekonomi kreatif menjadi sumber ekonomi baru di Kabupaten Bengkalis.
Seperti disampaikan Syaukani Al Karim berkembang dan tumbuh ekonomi di Bengkalis tak terlepas dari seorang pemimpin harus mampu melakukan pengoorgenasian. "Dengan begitu ekonomi akan jalan," jelasnya.
Dirinya lebih menegaskan pengembangan ekonomi kreatif. Menjaga dan menjual kearifan lokal dan budaya. "Banyak budaya yang bisa dijual. Mari mencontoh Bali," jelasnya.
Sedangkan Muhamad Syahminan dirinya lebih melihat atau memperhatikan ekonomi transportasi tanpa batas. "Dalam artian tanpa batas waktu dan bukan jarak," jelas Syahminan.
Dikatakannya, pembangunan ekonomi di Bengkalis yaitu masalah jalan dan air. "Saya sudah siapkan tim untuk mengelola air gambut bisa diminum,'' jelas Kadis Pekerjaan Umum Dumai ini lagi.
Sedangkan Wan Sabri menyampaikan persoalan jalur transportasi dan dirinya berencana membuat BUMD dan bekerjasama dengan BUMN untuk menyelesaikan persoalan dialami Kabupaten Bengkalis sekarang ini.
"Permasalahan permodalan lembaga usaha ekonomi desa jadi prioritas," jelas Wan Sabri.
Ketua ISEI Bengkalis Rinto SE, menegaskan FGD dilakukan kerisauan terhadap perekonomian Bengkalis. Rinto menjelaskan di Bengkalis sektor pertanian 8 persen mayoritas dikuasai perusahaan tertentu. Sedangkan di jasa kontruksi 2.5 persen.
"68 persen sektor pertambangan. Bahkan 19 persen pertumbuhan ekonomi Riau dari Bengkalis," jelasnya.
Dikatakannya di FGD ini paling tidak menggali potensi dan pandangan calon pemangku negeri ke depan agar ada ekonomi terbarukan.(esi)