Breaking News
- Jumlah Penumpang Melebihi Kapasitas, Bandara Internasional Minangkabau Diperluas
- AP II Perluas Area Pergudangan Kargo di Bandara Padang
- Berita Aljazeera Sebut Prabowo Kesandung Unicorn
- MenPAN-RB Pastikan Merekrut Honorer K2 Tenaga Teknis
- Jokowi Dituduh Pakai Earpiece, Hasto Kristiyanto Serang Tim 02 Keras Sekali
- Bea Cukai Beberkan Dampak Positif Fasilitas KB & KITE Bagi Perekonomian Indonesia
- Pantauan BKP, Harga Beras Stabil
- Cuaca Buruk, Tiga Penerbangan Dipindahkan
- Pelantikan Syamsuar Rabu, Besok Rapat Persiapan Pelantikan
- Ekonomi Duri Akan Tumbuh dengan Investasi Baru
- Astra Agro Majukan Bisnis dengan Digital
- Komplotan Pencuri CPO Ditangkap
- Intelektualitas Versus Elektabilitas
- Bentuk Generasi Berintegritas
- Wujudkan Misi Sosial dan Pererat Silaturahmi
TERUS LAKUKAN SERANGKAIAN UPAYA
Kominfo Blokir 1.285 Akun Pascabom Gereja Surabaya, Ini Rinciannya

BACA JUGA
JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sebanyak 1.285 akun media sosial sejak terjadinya pengeboman sejumlah Gereja di Surabaya, Jawa Timur, telah diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo).
Menurut Staff Ahli Kominfo Donny BU, ribuan akun itu diblokir sejak 13-16 Mei 2018. Adapun dari situs, forum dan file sharing terblokir 22 konten, sementara Facebook dan Instagram 562 akun.
Adapun dari Twitter 113 akun, Telegram 113 channel. Bahkan, YouTube Dan Google Drive 301 akun. Donny menyebut, dalam prosesnya, data itu didapat dari 3-4 hari proses blokir dilakukan.
“Sesungguhnya, proses yang sudah dilakukan oleh kami jauh-jauh hari dilakukan terus-menerus dan saat kejadian lebih diintensifkan dan dipercepat prosesnya,” terangnya.
Di antara upaya yang dilakukan Kominfo, yakni membuka aduan konten, internet sehat, siber kreasi dan lainnya.
“Isinya dengan melakukan literasi digital, kami lakukan untuk menghindari paham radikal,” terangnya.
Kini, ada 143 juta pengguna medsos yang berpotensi terkena virus radikal. Bersamaan dengan itu, propaganda kelompok radikalisme dan terorisme kerap bergerilya di dunia maya atau media sosial (medsos).
“Sekitar dua tahun yang lalu tanpa sengaja saya bersama teman-teman tim sedang masuk ke Youtube. Tiba-tiba ada video yang baru di-upload. Menurut saya bagus sekali. Judulnya, “Ayahku Teladanku”. Kami sempat download,” bebernya.
Itu, kata dia, merupakan video dokumenter yang bagus karena digarap secara profesional sinematografinya. Video itu diawali sekumpulan anak yang tengah latihan baris-berbaris dan latihan bela diri.
“Ternyata, ini video ISIS. Menariknya, sudah ada terjemahan bahasa Indonesianya. Di film itu, seorang anak memberikan testimoni, ‘Saya mengikuti teladan ayahku, ayahku dibunuh oleh kafir dan sekarang saya harus membunuh kaum kafir’,” paparnya mengutip kalimat dalam video itu.